SERAYUNEWS – Di dalam kehidupan sehari-hari, dikenal sebuah tirakat bernama puasa mutih.
Puasa mutih disebut dapat membantu mengabulkan hajat. Simak berikut ini hukum puasa mutih dalam agama Islam.
Dinamakan puasa mutih karena memang ketika berpuasa, kita hanya diperbolehkan makan dan minum sesuatu yang berwarna putih dan tawar rasanya.
Oleh karena itu makanan yang dimakan juga tidak boleh mengandung bumbu seperti gula bahkan garam sekalipun.
Makanan dan minuman yang dapat dimakan ketika puasa mutih contohnya adalah nasi putih dan air putih saja.
Itulah makanan yang bisa dimakan ketika sedang berbuka puasa dalam puasa mutih. Jadi, puasa mutih ini berbeda dari puasa pada umumnya di mana bebas menyantap makanan apapun saat berbuka.
Lalu bagaimana agama Islam memandang puasa mutih ini? Apakah diperbolehkan?
Di dalam Islam, memang tidak ada larangan tertentu untuk memakan makanan tertentu ketika berbuka. Asalkan, ketika waktunya berbuka tetap harus membatalkan puasa.
Bahkan, sebenarnya boleh untuk menentukan bacaan atau amalan tertentu dalam suatu ibadah.
Puasa mutih sendiri merupakan tirakat yang cukup terkenal dalam tradisi Jawa Kuno atau Kejawen.
Biasanya, orang yang melakukan tirakat ini bermaksud untuk melatih sisi spiritualnya dan sebagai laku prihatin untuk membantu mengabulkan hajat terutama hajat besar.
Secara bahasa, puasa mutih berasal dari kata putih, yang berarti dapat membersihkan jiwa dan raga. Sehingga, tidak ada salahnya juga melakukan puasa mutih ini.
Puasa mutih juga terbukti bagus untuk kesehatan menurut ilmu medis. Puasa mutih banyak manfaatnya bagi tubuh di antaranya seperti detoksifikasi atau membuang racun, mengurangi asupan lemak hingga mengurangi kadar gula dan garam dalam tubuh.
***