SERAYUNEWS – Bencana banjir yang melanda Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 6 Maret 2025, membawa duka mendalam bagi banyak keluarga.
Peristiwa ini merenggut nyawa seorang ibu dan anaknya yang ditemukan dalam keadaan berpelukan, menambah kesedihan bagi masyarakat setempat.
Kejadian ini semakin menarik perhatian publik setelah muncul dugaan bahwa suami korban tidak bersikap jujur tentang keberadaan keluarganya.
Banjir bandang yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Cipalabuhan menghancurkan sebuah rumah kontrakan di RT 02 RW 22, Kampung Gumelar, Palabuhanratu.
Rumah tersebut dihuni oleh seorang ibu bernama Santi alias Zahra (40) beserta anaknya, Nurul (3). Keduanya dinyatakan hilang setelah rumah mereka terbawa arus deras.
Namun, tragedi ini semakin memicu emosi warga setelah muncul kabar bahwa suami korban, Aang (42), diduga bersikap acuh tak acuh terhadap insiden tersebut.
Saat banjir mulai naik pada Kamis (6/3), Aang memilih untuk tetap berjualan di pasar tanpa memeriksa keadaan rumahnya.
Sementara itu, ketika air semakin tinggi, Santi dan Nurul diduga tidak bisa menyelamatkan diri seperti warga lainnya karena rumah kontrakan mereka terkunci.
Tak lama kemudian, banjir bandang menerjang dan merobohkan kontrakan tersebut.
Di tengah keadaan tragis itu, Aang justru membuat video klarifikasi yang menyebabkan kehebohan.
Amarah warga akhirnya memuncak hingga mereka menangkap Aang dan menyerahkannya ke Polsek Palabuhanratu untuk diperiksa lebih lanjut terkait dugaan bahwa ia sengaja mengunci istri dan anaknya sebelum banjir melanda.
Setelah hampir 24 jam pencarian, tim SAR akhirnya menemukan jasad Santi dan Nurul pada Jumat, 7 Maret 2025.
Potongan video yang beredar di media sosial menunjukkan momen mengharukan ketika tim penyelamat menemukan ibu dan anak tersebut tertimbun material banjir sekitar lima kilometer dari lokasi kejadian.
Tragisnya, keduanya ditemukan dalam posisi berpelukan, diduga sebagai usaha terakhir untuk melindungi diri dari kuatnya arus banjir.
Situasi yang sempat memanas akhirnya mereda setelah polisi mengamankan Aang untuk mencegah tindakan anarkistis dari warga.
Namun, ada juga laporan yang menyebutkan bahwa warga sendiri yang membawa Aang ke Polsek Palabuhanratu untuk diperiksa.
Hingga kini, belum ada kepastian mengenai hasil penyelidikan polisi terhadap Aang.
Namun, videonya telah memicu berbagai reaksi dari warganet. Banyak yang merasa heran dan mengkritik sikap Aang, yang tampak tidak menunjukkan kesedihan meski istri dan anaknya meninggal dunia.
“Kehilangan istri sm anak ehh lakinya santai2 aja… justru warga malah peduli,” komentar salah satu netizen.
“Pembunuhan berencana kah? Krn dikunciin di kamar. Mungkin sebelumnya lg brantem ato emang sib pk udh ada yglain jg tega begitu mumpung ada kesempatan. Liat aja dia tenang bgt gitu gada rasa bersalah,” tulis warganet lainnya.
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam, terutama saat musim hujan.
Pemerintah setempat juga menganjurkan warga yang tinggal di daerah rawan banjir agar segera mengungsi jika curah hujan tinggi guna mencegah terulangnya tragedi serupa.***