SERAYUNEWS – Banyak ragam kegiatan dan tradisi masyarakat di Indonesia, seiring datangnya tahun baru Islam 1 Muharam atau 1 Suro. Beberapa di antaranya dengan melaksanakan pawai obor, sembari melantunkan salawat dan doa-doa keselamatan.
Di Desa Karang salam Baturraden, ada tradisi ider desa. Ider-ider desa ini, hampir sama dengan tradisi Ider Bumi yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Sesuai namanya, Ider merupakan Bahasa Jawa yang memiliki arti berkeliling. Jadi, tradisi Ider Desa itu aktivitasnya adalah berjalan berkeliling wilayah desa. Rombongan akan berjalan mengitari pinggiran wilayah desa.
Mereka akan mendatangi empat titik sudut desa. Di setiap titik, mereka akan berhenti, menyalakan upet. Kemudian mengumandangkan adzan, dan berdoa. Di salah satu desa yang kebetulan ada sungai, mereka membasuh muka bahkan ada yang mandi.
“Alhamdulillah sampai sekarang masih,” kata Kades Karangsalam, Daryono, Rabu (10/07/2024).
Aktivitas keliling setiap sudut wilayah desa itu, berlangsung selama sepekan. Rombongan mulai berangkat sekitar pukul 00.00 tengah malam. Salat hajat di masjid desa, akan mengawali tradisi itu.
Ider Desa berawal dari zaman dahulu wilayah Karangsalam kena Pageblug atau wabah. Kala itu dalam satu hari, bisa sembilan orang warga meninggal. Selain itu, banyak hewan ternak seperti kambing, ayam, juga mati. Begitu juga dengan lahan pertanian yang kena serangan hama tikus.
Hasil pengamatan masyarakat, musibah itu terjadi hampir setiap Bulan Suro. Kemudian Eyang San Idris, sesepuh dan pemuka agama setempat, melakukan Tumbal Pagar Desa.
Tumbal Pagar Desa ini menyusun daftar permohonan, dengan membaca Asmaul Husna, serta doa-doa keselamatan kepada yang Maha Kuasa.