
SERAYUNEWS – Ada kabar baik dari Purwokerto dan Cilacap. Inflasi pada bulan Oktober 2025 tercatat terkendali, memberikan makna positif bagi stabilitas perekonomian di wilayah Jawa Tengah bagian barat-selatan.
Menurut data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Purwokerto, inflasi di Purwokerto tercatat sebesar 0,33% (mtm), atau 2,71% (yoy), sedangkan di Cilacap sebesar 0,33% (mtm) dan 2,95% (yoy). Angka ini masih berada dalam kisaran target inflasi nasional 2025 sebesar 2,5% ±1%, menandakan kondisi harga yang relatif stabil.
KPwBI Purwokerto mencatat, kenaikan harga pada Oktober 2025 didorong oleh beberapa faktor. Pertama, tren peningkatan harga emas masih berlanjut seiring tingginya permintaan masyarakat terhadap emas sebagai aset safe haven.
Kedua, permintaan telur ayam ras dan cabai merah meningkat di tengah keterbatasan pasokan, sehingga mendorong kenaikan harga pada dua komoditas tersebut.
Selain itu, normalisasi tarif kereta api setelah berakhirnya masa diskon pada bulan sebelumnya juga turut memberikan andil terhadap inflasi bulan Oktober.
Di Purwokerto, komoditas yang paling berpengaruh terhadap inflasi adalah emas perhiasan, telur ayam ras, tarif kereta api, cabai merah, dan jeruk.
Sementara di Cilacap, inflasi didorong oleh emas perhiasan, telur ayam ras, cabai merah, tarif kereta api, dan bawang merah.
Meski begitu, beberapa komoditas seperti kacang panjang, terong, cabai rawit, dan kentang justru mengalami penurunan harga (deflasi).
Untuk menjaga agar inflasi tetap terkendali, TPID Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga bersama Bank Indonesia melaksanakan berbagai langkah nyata sepanjang Oktober 2025.
Salah satunya melalui kegiatan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar di berbagai daerah, antara lain:
GPM dalam rangka peringatan Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Banyumas dan Banjarnegara. Lalu, GPM pada pembukaan TMMD Sengkuyung Reguler ke-126 di Desa Cingebul. Kemudian, GPM “Gapura Mas” (Gerakan Pangan Murah Untuk Masyarakat) di Kabupaten Cilacap.
Upaya tersebut bertujuan untuk menjaga keterjangkauan harga pangan di tengah fluktuasi pasokan dan permintaan pasar.
Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memantau pergerakan harga dan memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait dalam menjaga stabilitas harga. Kestabilan inflasi merupakan kunci dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.