SERAYUNEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mencatat sedikitnya ada 10 kejadian bencana alam yang terjadi di wilayah Banyumas dalam kurun waktu Minggu–Senin, 28–29 September 2025. Dari jumlah tersebut, sembilan kejadian disebabkan cuaca ekstrem berupa angin kencang yang menumbangkan pohon, sementara satu kejadian berupa tanah longsor.
Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Andi Risdianto mengatakan bahwa kejadian tersebar di beberapa kecamatan, dengan dominasi laporan pohon tumbang akibat hujan disertai angin kencang.
“Total ada 10 kejadian bencana. Sembilan di antaranya cuaca ekstrem dan satu kejadian tanah longsor. Sejumlah pohon tumbang menimpa rumah warga maupun jaringan listrik, namun sebagian besar sudah dilakukan penanganan cepat,” ujarnya, Rabu (1/10/2025).
Berdasarkan laporan Pusdalops-PB BPBD Banyumas, berikut rincian kejadian:
Kecamatan Gumelar: tanah longsor di Desa Tlaga RT 02 RW 05, belakang rumah warga bernama Narisem.
Kecamatan Pekuncen: pohon tumbang di beberapa titik Desa Pekuncen yang menimpa rumah warga Ramini, Kamali, dan Arifudin.
Kecamatan Kalibagor: pohon tumbang di Desa Karangdadap RT 06 RW 04 menimpa rumah serta jaringan listrik.
Kecamatan Banyumas: pohon tumbang di Desa Sudagaran menimpa jaringan listrik, masih menunggu kaji cepat.
Kecamatan Sumbang: empat kejadian pohon tumbang dan angin kencang di Desa Kotayasa, Banjarsari Kulon, dan Ciberem. Seluruhnya sudah ditangani.
Kecamatan Baturraden: dua kejadian pohon tumbang di jalan raya Baturraden, Desa Rempoah dan Desa Kebumen.
Andi menambahkan, tim BPBD bersama relawan dan perangkat desa bergerak cepat melakukan kaji cepat, evakuasi pohon tumbang, serta koordinasi dengan PLN terkait jaringan listrik yang terdampak.
“Kami juga terus melakukan pemantauan cuaca dan kebencanaan melalui aplikasi RONWASNA. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, terutama saat hujan deras disertai angin kencang,” kata Andi.
BPBD mengimbau masyarakat agar segera melapor ke call center BPBD Kabupaten Banyumas apabila terjadi bencana di wilayah masing-masing untuk percepatan penanganan.