SERAYUNEWS – Berdasarkan pengamanan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, pekan ini akan terjadi cuaca ekstrem. Beberapa wilayah yang bakal mengalami kondisi itu, diantaranya adalah Kabupaten Banyumas.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Teguh Wardoyo, mengungkapkan bahwa fenomena ini dipicu oleh gangguan atmosfer yang terpantau sejak awal pekan.
“Sesuai dengan informasi yang dirilis, saat ini terdapat gangguan atmosfer yang memicu peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Tengah,” kata Teguh saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (24/01/2025).
Hasil pengamanan BMKG itu, potensi cuaca ekstrem diperkirakan akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Tengah pada 23-25 Januari 2025. Ia menjelaskan bahwa analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik di wilayah Kalimantan.
Hal ini memicu pembentukan wilayah pertemuan massa udara dan belokan angin yang berdampak langsung pada intensitas cuaca di Jawa Tengah. Selain itu, aktifnya gelombang Ekuatorial Rossby di wilayah Jawa turut memperkuat pembentukan awan konvektif atau awan Cumulonimbus (Cb).
“Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan awan Cumulonimbus yang dapat memicu hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kelembapan udara yang tinggi juga memicu terjadinya fenomena ini,” tambahnya.
Berdasarkan pemantauan, BMKG menyebut beberapa wilayah yang perlu meningkatkan kewaspadaan, yaitu:
Kamis (23 Januari 2025): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, dan sekitarnya. Jumat (24 Januari 2025): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, dan sekitarnya. Sabtu (25 Januari 2025): Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan sekitarnya.
Teguh menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di wilayah rawan bencana. Langkah-langkah pencegahan seperti memotong dahan pohon yang rapuh, memeriksa kondisi atap rumah, serta menghindari aktivitas di luar ruangan saat hujan lebat sangat dianjurkan.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siaga, terutama saat terjadi hujan lebat, guna mengantisipasi dampak seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, sambaran petir, dan pohon tumbang,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, berdasarkan Kajian Resiko Bencana (KRB) Kabupaten Banyumas, daerah rawan bencana cuaca ekstrim, lebih spesifik angin kencang, tersebar secara merata di seluruh Kabupaten Banyumas. Hanya saja, untuk tingkat bahaya berbeda-beda, mulai dari sedang-tinggi.
” Tersebar merata hampir di 27 wilayah kecamatan. Parameter kajian ini berdasarkan dari data topografi dan keterbukaan lahan. Untuk daerah yang tidak berwarna dalam peta menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki tutupan lahan yang cukup rapat,” kata Budi Nugroho, Kepala BPBD Banyumas.