Satu persatu para pelanggan mendapatkan layanan terbaik dari kedua tangannya yang terampil dan lincah. Satu sampai dua jam untuk setiap pelanggan, Juwita seolah mengabaikan rasa lelah dengan perubahan model layanan ini. “Saya menikmatinya, hikmahnya jadi tambah dekat dengan pelanggan, dan menambah silaturrahmi,” katanya.
Begitulah keseharian baru Juwita, pemilik usaha salon ADR yang tinggal Desa Penggalang, Kecamatan Adipala. Beberapa bulan terakhir, ia mengubah layanan salon dari sebelumnya berdiam menunggu konsumen di rumah. “Perubahan layanan ini juga atas saran dan pendampingan dari tim Pertamina Cilacap, menyiasati masa pandemi,” ujarnya.
Juwita menceritakan, keterampilan salon didapatkan sejak kecil. Dirinya sudah terbiasa dengan berbagai jenis alat potong rambut di rak-rak salon tempat ibunya bekerja. Ia tumbuh besar menyaksikan bagaimana ibunya saat itu, bekerja keras mempertahankan usahanya membantu ayah Juwita mencukupi kebutuhan keluarga.
Lulusan SMA yang tidak pernah mengenyam pendidikan khusus salon ini mengaku, belajar menguasai ilmu perawatan dan kecantikan secara otodidak dari ibunya. “Awalnya saya hanya memperhatikan cara menggunting rambut hingga treatment wajah dan semua kebutuhan perawatan wanita pada umumnya,” kata Juwita.
Dengan modal keterampilan itu, sekitar tahun 2017 Juwita memberanikan diri membuka salon yang diberi nama ADR di rumahnya di Jalan Puteran, Desa Penggalang, Kecamatan Adipala. “ADR adalah gabungan dari nama 3 anak saya Arta, Dilla dan Radhit. Waktu itu saya masih didampingi ibu dan menerima order dengan peralatan seadanya, hanya melayani potong rambut, cuci dan catok,” katanya.
Setahun kemudian usahanya semakin berkembang hingga merekrut tenaga lepas harian sebagai kapster yang diberi upah 40 % dari omset per hari. Ia pun mulai membeli alat dan kebutuhan salon lain seperti etalase, kasur untuk treatment_wajah, vitamin serta obat- obatan perawatan rambut dan kecantikan. “Layanannya berkembang, dari hanya melayani potong rambut, tambah treatment facial dan lulur,” lanjut Juwita.
Lalu pada November 2019, ia bergabung menjadi mitra binaan Pertamina Refinery Unit Cilacap melalui Program Kemitraan (PK) dan mendapat tambahan modal. Diakui, kehadiran Pertamina melalui penyaluran bantuan modal, kredit, atau pun pembiayaan dengan resiko yang kecil, sangat membantu para pelaku usaha mikro. “Selain bantuan modal usaha, saya juga mendapat mentoring dan ilmu bisnis dari jejaring pelaku UMKM Pertamina,” ungkap Juwita.
Pandemi Covid-19 sejak awal 2020 berdampak pada seluruh bidang usaha, termasuk salon ADR. Alhasil tenaga bantu terpaksa dilepas dan kembali hanya dibantu ibunya, Juwitapun mulai menyiasati cara bertahan menjalani usaha. “Saya mengubah cara melayani pelanggan dengan sistem jemput bola (home service), sebuah ilmu yang saya dapat dari bimbingan kemitraan di Pertamina Cilacap. Meski omset tidak seperti dulu, alhamdulillah usaha saya masih bisa sampai bertahan,” katanya.
Apalagi, dengan adanya Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baru- baru ini sangat berpengaruh pada jumlah pelanggan yang datang ke salon. “Saya berterimakasih kasih sekali kepada Pertamina, berkat ilmu yang diberikan pelanggan home service saya jadi bertambah meski jadwalnya harus kami atur menyesuaikan jam buka tutup jalan,” imbuh Juwita.
Pjs. Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina RU Cilacap Ferdy Saputra menyatakan, ada beberapa langkah pendekatan yang dilakukan Pertamina kepada pelaku Usaha Kecil Mikro & Menengah (UMKM) melalui program kemitraan. “Menyiasati usaha di masa pandemi, UMKM sebagai tulang punggung perekonomian harus berani berimprovisasi. Mereka juga terus kami bina untuk berkembang dengan berbagai inovasi seperti yang dilakukan mbak Juwita,” pungkasnya.