Purwokerto, Serayunews.com
Besar di Surabaya, Jawa Timur dan kemudian meneruskan kuliah S2 di University of Sydney, Australia, owner MHC Purwokerto, Eka Putra bisa dibilang masih asing dengan Kota Purwokerto. Namun, ia berani memilih kota ini sebagai tempat pertama membangun usaha.
“Prinsip saya Just Do It, tapi bukan berarti tanpa perhitungan dan persiapan. Sebelumnya saya sudah mempelajari Kota Purwokerto ini dan pertumbuhannya sangat cepat, demand masyarakat terhadap barang-barang juga tinggi, sehingga saya berani untuk mengawali membangun bisnis di kota ini,” tutur anak muda kelahiran 13 Agustus 1993 ini.
Terkait prinsip Just Do It ini, Eka Putra menyampaikan, harus ada keberanian untuk memulai usaha dan jangan takut terjatuh. Menurutnya, lebih baik berjalan tertatih-tatih namun mempunyai arah ke depan, daripada tidak melakukan apapun.
“Membangun usaha itu tidak selamanya mulus dan saat kita terjatuh, harus segera bangkit. Saya rasa itu bukan hal yang sulit karena masing-masing orang pasti punya lingkungan terdekat yang selalu memberikan support untuk kembali bangkit. Selain support dari keluarga, kita juga harus punya target dan rasa tanggung jawab kepada para karyawan serta customer kita, itulah hal-hal yang akan memicu semangat kita dalam membangun usaha,” kata bungsu dari tiga bersaudara ini.
Eka Putra mengaku lebih memilih membangun usaha sendiri, karena ia lebih leluasa untuk melakukan inovasi. Meskipun jika bekerja, faktor risiko lebih aman dan tidak perlu menguras pikiran terlalu dalam, namun dari sisi kreativitas terbatas. Sebab, harus menyesuaikan dengan keinginan perusahaan ataupun owner.
Dipilihnya Modena sebagai produk pertama untuk usahanya, Koh Lui, sapaan Eka Putra mengatakan, sebelumnya ia sudah mempelajari berbagai produk dan pilihannya jatuh kepada Modena. Menurutnya, Modena merupakan produk yang mampu memenuhi kebutuhan memasak dan lifestyle. Ia mencontohkan, selama pandemi lalu, orang yang memasak di rumah menjadi lebih banyak, dengan alasan kebersihan makanan, mengisi waktu WFH dan lain-lain. Selanjutnya, saat kondisi membaik, usaha-usaha mulai bangkit dan mulai tumbuh bisnis UMKM yang berbasis makanan. Sehingga demand Modena terus mengalami peningkatan. Terlebih dengan menjadi sponsor acara Master Chef, maka brand Modena semakin luas dikenal.
Sedangkan dari sisi lifestyle, Modena terus melakukan inovasi dengan menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan pasar dan memperhatikan sisi estetika. Koh Lui mencontohkan, untuk produk kompor saja, Modena memiliki 16 jenis produk yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
“Modena sangat memperhatikan estetika, karena itu ada produk kompor tanam serta jenis kompor lain yang desainnya dapat mempecantik dapur,” jelasnya.
Dalam memilih produk usaha, Koh Lui mengedepankan dua hal, yaitu pangsa pasar dan kualitas produk. Keduanya harus seimbang dan berjalan beriringan.
“Pada saat pembukaan MHC kemarin, ada seorang ibu yang membeli mesin cuci dan ia mengatakan, sengaja menunggu pembukaan MHC untuk membeli mesin cuci, padahal mesin cucinya sudah lama rusah dan ia bela-belain mencuci manual dulu, demi mendapatkan produk mesin cuci Modena. Ini benar-benar terjadi dan saya bertemu ibu tersebut, artinya pangsa pasar Modena sudah terbangun dengan sangat baik,” ucapnya.