SERAYUNEWS – Ketika umat Muslim terkena suatu musibah atau mendengar berita buruk maupun duka, sebaiknya mengatakan innalillahi wa innailaihi rojiun.
Dalam ajaran agama Islam, innalillahi wa innailaihi rojiun merupakan sebuah doa yang terucap sebagai tanda ikhlas terhadap musibah yang Allah SWT berikan kepada Hamba-Nya.
Lantas, apa arti innalillahi wa innailaihi rojiun? Berikut serayunews.com sajikan informasi lengkap dalam artikel di bawah ini.
Selanjutnya, menurut para ulama sebagaimana melansir laman resmi Kemenag Bali, terdapat dua kondisi atau dua waktu untuk membaca kalimat istirja’.
Pertama, ketika kita tertimpa musibah. Pada saat kita tertimpa musibah, baik itu berupa kematian keluarga, kehilangan barang, atau musibah lain, kita disunahkan untuk membaca kalimat istirja’.
Kalimat tersebut tidak hanya dianjurkan ketika kita mendapat musibah berupa kematian, tetapi juga musibah lain seperti kebanjiran, gempa bumi, tsunami, gunung meletus dan bencana alam lainnya.
Kedua, ketika orang Muslim mendengar atau melihat orang lain tertimpa musibah. Contohnya, kita mendengar kematian seseorang atau melihat ada orang lain tabrakan dan lainnya. Dalam keadaan demikian, kita sebaiknya membaca kalimat istirja’.
Kalimat ini merupakan bacaan doa istirja’. Lalu, bacaannya dalam bahasa Arab, latin, dan artinya adalah sebagai berikut.
اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ
Artinya, “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.”
Tuntunan pengamalan kaum muslim terhadap kalimat istirja’, telah tercantum dalam QS. Al-Baqarah [2]: 155-156.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ۞ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Wa lanabluwannakum bisyai’im minal-khaufi wal-jû’i wa naqshim minal-amwâli wal-anfusi wats-tsamarât, wa basysyirish-shâbirîn.
Alladzîna idzâ ashâbat-hum mushîbah, qâlû innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.
Artinya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-156).
Sementara itu, manakala kalimat istirja’ ini dapat kita hayati sepenuh hati dan pikiran, Insya Allah akan menemukan makna dan pesan moral sebagai berikut.
1. Membangun kesadaran hakikat rizqun mamlukun.
Rizqun Mamlukun merupakan semua rizki, semua anugerah milik mutlak Allah, manusia boleh untuk memanfaatkan semua rizki dan anugerah Allah secara optimal.
Pada akhirnya, semua akan kembali kepada pemiliki mutlak yakni Allah SWT, termasuk anugerah hidup yang paling berharga adalah umur dan kesehatan. Ini sebagaimana tercantum dalam QS Yasin [36]: 68) dan Maryam [19]: 4.
2. Membangun kesadaran bertawakal kepada Allah.
Apabila semua anugerah milik mutlak milik Sang Pencipta, tumbuh kesadaran untuk berserah diri dan menyerahkan semuan kepada kehendak Allah, sebagai pemilik mutlak.
Tentu sikap tawakkal ini muncul setelah berusaha dan berdoa, ketika menghadapi ujian seperti dalam QS Ali ‘Imran [3]: 159, Yunus [10]: 84, dan Al-Ahzaab [33]: 48.
3. Membangun kesadaran Allahu ash-shamad.
Ketika menghadapi ujian, manusia mau lari ke mana kalau bukan kepada Allah (Q.S. Al-Maidah [5]: 48 dan At-Takwir [81]: 26). Allah SWT tempat bergantung menyandarkan segala harapan.
Allahu ash-shamad ialah sebuah garansi Allah bagi orang beriman dan orang yang sabar. Tak hanya itu, ini menjadi bukti tingginya akidah seseorang adalah bergantung pada Allah dan tidak bergantung pada mahluk.
“Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Q.S. Fathir [35]: 15).
Demikian beberapa informasi mengenai kalimat innalillahi wa innailaihi rojiun. Amalkan ketika dalam keadaan berduka maupun tertimpa musibah.
***