Yogyakarta, serayunews.com
Mengawali lari pada barisan terdepan kategori 14K bersama Ganjar Pranowo, Siti Atikoh langsung menyesuaikan ritme. Tidak lama kemudian ia menambah laju dan bergabung dengan rombongan terdepan. Ia meninggalkan Ganjar jauh di belakang yang memilih lari dengan santai.
Siti Atikoh seakan sudah mengenal betul rute trail run di Wanagama ini. Sebab ini juga keikutsertaannya yang kesekian kali bersama Ganjar. Meskipun pada event kali ini ada sedikit perubahan rute yang dilakukan panitia pada hari terakhir sebelum mulai. Rute melintasi sungai dihilangkan karena debit air naik sehingga faktor keamanan runner menjadi pertimbangan.
Hasil Siti Atikoh juga cukup mengesankan dengan melibas rute 14K dengan catatan waktu 2 jam 8 menit 39 detik. Ia hanya tertinggal sekitar empat menit dari peringkat kedua yang berhasil mencatat waktu 2 jam 4 menit, dan sekitar 15 menit dari peringkat pertama yang mencatat waktu 1 jam 53 menit 51 detik.
“Juara ketiga kategori master female 14K diraih oleh bojoku (istriku) dengan waktu 2 jam 8 menit 39 detik,” kata Ganjar Pranowo selalu Ketua Umum Kagama saat mengumumkan juara kelas master female 14K.
Menurut Ganjar, keberhasilan istrinya menyabet juara ketiga itu berkat latihan hampir setiap hari. Hasil dari latihan itu dapat dilihat dari catatan waktu yang membawa gelar juara tiga.
“Ya ternyata latihan tiap hari untuk ukuran yang master, yang senior, ternyata bisa dapat juara tiga. Tentu latihan tiap hari dan ada hasilnya untuk tanding di sini,” ungkapnya.
Siti Atikoh usai penyerahan hadiah mengaku tidak ada persiapan khusus untuk mengikuti UGM International Trail Run 2022 ini. Pasalnya dalam beberapa waktu terakhir ia sering mengikuti friendship run road to Borobudur Maraton di empat kota.
“Sebenarnya untuk trail run ini malah nggak ada persiapan ya. Sudah beberapa kali mau (latihan) ke Andong tapi nggak sempat karena kemarin kan ada acara friendship run itu,” katanya.
Meski tanpa persiapan khusus, Siti Atikoh tetap bersyukur karena event trail run kali ini diikuti dengan lancar. Sebagai catatan, dalam event tahun 2019 silam Atikoh sempat mengalami insiden yang membuatnya cedera.
“Ahamdulillah ini bisa lancar, yang penting bisa lancar dan bisa finish dengan tidak ada insiden sama sekali,” ujarnya.
Atikoh menambahkan dalam event kali ini yang menjadi tantangan adalah adanya rute yang licin. Termasuk di rute tanjakan dan turunan. Sehingga membutuhkan kewaspadaan saat berlari.
“Tadi itu pas tanjakan licin, turunan juga licin. Jadi memang benar-benar waspada karena kalau mau kencang nanti malah bisa jatuh, jadi ya banyak yang licin,” katanya.