SERAYUNEWS – Jadwal puasa Ayyamul Bidh Rabiul Akhir, Oktober 2025 tanggal berapa?Memasuki penghujung September 2025, umat Islam telah memasuki bulan Rabiul Akhir 1447 Hijriah.
Selain menjadi momen penting dalam kalender Islam, bulan ini juga menghadirkan amalan sunnah yang sangat dianjurkan, yakni puasa Ayyamul Bidh. Puasa sunnah ini dikenal memiliki pahala besar dan keutamaan yang istimewa, meskipun tidak wajib dikerjakan.
Secara bahasa, Ayyamul Bidh berarti “hari-hari putih”. Istilah ini merujuk pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan hijriah, di mana pada malam-malam tersebut bulan purnama tampak bulat penuh dan bercahaya terang.
Puasa pada hari-hari ini telah menjadi anjuran Rasulullah SAW yang secara konsisten beliau jalankan sepanjang hidup, bahkan ketika sedang bepergian.
Sebagaimana amalan ibadah lain, puasa ini diawali dengan niat. Berikut bacaan niat puasa Ayyamul Bidh yang diriwayatkan dari kitab doa dan dzikir:
نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ الْبِيْضِ لِلّٰهِ تَعَالَى
“Nawaitu shauma ayyâmil bîdl lillâhi ta‘âlâ.”
Artinya: “Aku niat puasa Ayyamul Bidh karena Allah Ta‘âlâ.”
Menurut kalender hijriah Kementerian Agama RI, 1 Rabiul Akhir 1447 H jatuh pada Selasa, 23 September 2025.
Penetapan ini juga sesuai dengan keputusan Muhammadiyah yang menandai awal bulan pada tanggal yang sama. Dengan demikian, jadwal puasa Ayyamul Bidh di bulan ini jatuh pada:
Umat Islam dapat menandai tanggal tersebut agar tidak terlewat melaksanakan amalan sunnah yang penuh keberkahan ini.
Banyak hadits yang menegaskan keutamaan puasa Ayyamul Bidh. Berikut di antaranya:
1. Pahalanya seperti puasa setahun penuh
Dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i, Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa tiga hari pada pertengahan bulan hijriah diibaratkan seperti berpuasa setahun penuh.
Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala yang bisa diraih hanya dengan melaksanakan tiga hari puasa sunnah.
2. Termasuk wasiat Rasulullah SAW
Abu Darda meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW berwasiat kepadanya agar tidak meninggalkan tiga amalan sepanjang hidup: berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidak tidur sebelum melaksanakan shalat Witir. Wasiat ini menjadi bukti bahwa puasa Ayyamul Bidh merupakan amalan yang sangat ditekankan oleh Nabi.
3. Kebiasaan yang dijaga Rasulullah SAW
Hadits riwayat An-Nasa’i menyebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan puasa Ayyamul Bidh, baik ketika sedang berada di rumah maupun dalam perjalanan. Hal ini menunjukkan konsistensi beliau dalam menjaga amalan sunnah tersebut.
Selain keutamaan spiritual yang dijanjikan dalam hadits, para ahli juga menyebut bahwa puasa Ayyamul Bidh memiliki manfaat kesehatan.
Berpuasa dapat membantu detoksifikasi tubuh, menjaga kestabilan metabolisme, serta meningkatkan kontrol diri. Hal ini selaras dengan ajaran Islam yang selalu menekankan keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani.
Bagi umat Islam, melaksanakan puasa Ayyamul Bidh bukan sekadar menjalankan sunnah, tetapi juga bentuk meneladani kebiasaan Rasulullah SAW. Dengan menunaikannya secara rutin, diharapkan umat dapat meraih pahala berlipat sekaligus menjaga kesehatan tubuh dan jiwa.
Oleh karena itu, catat baik-baik jadwal puasa Ayyamul Bidh Rabiul Akhir 1447 H ini, yakni pada 5, 6, dan 7 Oktober 2025.
Semoga Allah memudahkan langkah kita untuk istiqamah dalam mengerjakan amalan sunnah yang penuh keutamaan ini.***