SERAYUNEWS – Panggung ekspresi di puncak acara Jagad Lengger Festival (JLF) menampilkan berbagai kolaborasi seni. Di antaranya Otniel Tasman dan Didik Nini Thowok. Lalu, penampilan dari penari lintas generasi Narsihati (59) yang juga penari lengger dengan jejak kreatif selama 53 tahun. Kemudian, koreografer muda Dani S Budiman (28), serta Rizky Dwi Kemala (31). Ada juga komposer asal Pekanbaru dan Sukendar, pelaku seni Calung Banyumas.
Puncak acara itu juga mampu menyedot antusiasme masyarakat, yang terlihat memadati Taman Sari, Kompleks Pendopo Kecamatan Banyumas, Minggu (30/07/2024). Tak hanya warga lokal Banyumas saja, namun terlihat juga internasional hadir.
Direktur Jagat Lengger Festival, Otniel Tasman menyampaikan acara berlangsung dalam tiga hari, 28-30 Juni 2024. Dala acara Jagat Lengger Festival 2024 ada acara seminar hingga pagelaran seni tradisi Lengger Banyumas dari berbagai sudut pandang.
“Semua rangkaian acara mulai dari pra event, ada nyantrik dan juga ada ziarah Dariah, sampai akhirnya di puncak acara. Ada seminar juga ada panggung ekspresi dan juga di malam harinya kita ada panggung Gladen Indang. Semua berjalan dengan lancar dan energinya semakin bagus dan semakin besar,” kata Otniel, Minggu (30/6/2024) malam.
Menurutnya, melalui JLF masyarakat semakin mengetahui keberagaman lengger di Banyumas. Karena JLF ini sebagai jembatan dan juga sebagai arsip yang hidup, arsip yang fisik. Semua menjadi satu di agenda Jagat Lengger Festival. Dengan suksesnya kegiatan JLF 2024 ini menurut Otniel, ide-ide yang dikumpulkan ini dapat direalisasikan dalam satu persatu pada Jagat Lengger Festival berikutnya.
“Masyarakat juga semakin menikmati apa yang ditunjukkan di Jagat Lengger Festival ini. Itu menjadi hal yang bagus, karena masyarakat semakin mengetahui keragaman Lengger di Banyumas, dan keberagaman pertunjukan lengger dari yang klasik sampai yang eksperimental. Menurut saya itu adalah langkah baik untuk kedepannya buat Jagat Lengger Festival supaya bisa lebih,” katanya.
Namun demikian, Otniel menambahkan dari gelaran JLF kalo kedua ini tetap ada evaluasi mengenai teknis dan sebagainya. Tetapi, setidaknya dimulai dari ide gagasan semua cukup terkoneksi dan terjembatani dengan baik. Sudah berjalan dengan lancar dan semua saling terhubung serta membangun sebuah narasi baru dan ide baru untuk Jagat Lengger Festival kedepannya.
Sementara menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno dalam video sambutannya mengatakan jika dirinya memberikan apresiasi kepada panitia dan Pemerintah Kabupaten Banyumas serta semua pihak yang telah menyukseskan acara ini.
“Apresiasi kepada panitia dan pemerintah Kabupaten Banyumas, serta seluruh pihak yang terlibat atas suksesnya penyelenggaraan rangkaian Jagat Lengger Festival kedua,” ucapnya.
Sandiaga Uno juga berharap melalui event ini dapat menginspirasi dan menggali sejarah untuk dapat mempromosikan potensi lengger sebagai kekayaan budaya dan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Banyumas.
“Saya berharap melalui event ini dapat menginspirasi untuk semakin menggali sejarah mengembangkan dan mempromosikan potensi lengger sebagai kekayaan budaya, serta daya tarik wisata di Kabupaten Banyumas. Sehingga meningkatkan minat kunjungan wisatawan sekaligus merawat nilai-nilai Luhur kearifan lokal kepada generasi muda,” kata dia.
Acara Jagat Lengger Festival 2024 ditutup dengan pidato budaya oleh Dr. Luh Gede Saraswati Putri, S.S., M.Hum atau Saras Dewi, seorang doktor, dosen Filsafat di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia sekaligus penyanyi cantik asal Bali, berjudul “Lengger Adalah Nyawa”.