Secara simbolis paket tersebut diserahkan di TPI Desa Kaliwungu Kecamatan Kedungreja, Rabu (21/10/2020). Satu paket konverter kit ini berupa mesin perahu dan jaga dua tabung gas.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan, meski ditengah pandemi Covid-19, pertanian dan nelayan harus tetap produktif. Sebab sandang pangan serta papan menjadi bahan dasar.
“Jadi konverter kit ini untuk keperluan nelayan. Yang semula mereka menggunakan BBM premium diganti dengan gas. Pertimbangannya dengan menggunakan gas menjadikan 40 persen lebih efektif dibandingkan menggunakan premium, 3 kg gas subsidi sama dengan 5 liter premium dan kedua jauh lebih ramah lingkungan,” katanya.
Digunakannya gas menjadi energi transisi yang saat ini masih berpotensi besar, dibandingkan dengan BBM. Sehingga secara nasional ada kebijakan bagaimana menggantikan BBM menjadi BBG.
Pihaknya berharap agar kedepan Pertamina akan membangun SPBG agar nelayan mudah mencari gas. Selain itu juga akan ada perawatan mesin dari PT Sentra Karya Mandiri, sebanyak dua kali.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Gas Kementrian ESDM Alimuddin Baso mengatakan sejak tahun 2016 nelayan di Cilacap selalu mendapatkan bantuan seperti ini.
“Tahun 2016 ada 902 paket, tahun 2017 sebanyak 2005 paket dan tahun 2020 ini sebanyak 2000 paket, totalnya sudah ada 4.907 nelayan,” katanya.
Dikatakan jika tahun 2020 ini, Cilacap mendapatkan jumlah terbanyak dibandingkan dengan 42 kabupaten/kota di Indonesia yang mendapatkan konverter kit.
“Saya berharap bisa membantu nelayan, dan Saya berharap jangan dijual, meski ini gratis. Dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kehidupan sehari,-hari,” katanya.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji yang juga hadir mengaku sangat berterimakasih kepada Komisi VI DPR RI dan juga Kementrian ESDM serta Pertamina atas bantuan yang diberikan kepada nelayan Cilacap.
“Saya berpesan kepada nelayan, setelah di beri bantuan, kemudian digunakan,” katanya.
Tursam, nelayan sungai asal Desa Cisumur Kecamatan Gandrungmangu mengaku selama ini dengan menggunakan premium, dalam sehari bisa menghabiskan 5-7 liter. Sehingga diperkirakan membutuhkan ‘modal’ mencari ikan sekitar Rp 64 ribu per hari apabila harga premium eceran yang dibeli Rp 9 ribu per liter.
“Alhamdulillah ada bantuan ini, jika menggunakan gas, satu hari hanya habis satu tabung, harganya sekitar Rp 18 ribuan, jadi lebih ringan lah,” katanya.
Dia berharap dengan bantuan tersebut, maka akan meningkatkan penghasilan dari para nelayan. Meskipun dikatakan saat ini, pendapatan nelayan menurun karena ikan yang ditangkap lebih sedikit.