SERAYUNEWS— Muktamar VIII Dewan Masjid Indonesia (DMI) terselenggara di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (1/3/2024). Secara aklamasi, peserta muktamar menerima laporan pertanggungjawaban PP DMI dan menetapkan kembali Jusuf Kalla (JK) sebagai Ketua Umum DMI 2024-2029.
Sebanyak 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) menyampaikan pandangan umum dan penilaian pada muktamar yang dihadiri oleh ribuan utusan dari DPW dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) seluruh Indonesia.
Dalam pidato pembukaannya, JK ingin mendorong masjid agar berperan memakmurkan masyarakat di lingkungannya masing-masing. Hal ini JK sampaikan karena melihat banyak sekali masyarakat yang mengantre membeli beras, padahal hanya untuk beras 5 kg.
“Kalau lihat hari-hari, malam-malam, sekarang ini banyak masyarakat kita hanya untuk membeli 5, 10 kilo beras. Siapa yang antre? Lihatlah, 99 persen umat Islam yang pakai jilbab. Hanya hampir semua kesulitan sebagian besar umat,” tutur JK.
JK ingin masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah atau berzikir saja. Akan tetapi, masjid juga harus bisa memakmurkan masyarakatnya.
Menurut JK, jumlah masjid di Indonesia merupakan modal kekuatan sosial ekonomi. Ia menceritakan percakapannya dengan seorang Raja Arab Saudi beberapa tahun lalu.
“Berapa masjid di Indonesia? Saya bilang 800.000. Ia tanya ke penerjemahnya Bapak Wapres, Itu (JK) mengatakan 800.000 atau 8.000? (Penerjemah bilang) 800.000, Yang Mulia. Dan dia terkejut, langsung berjabat tangan dengan saya, You luar biasa. Bukan saya luar biasa. Masyarakat umat yang luar biasa membangun sebegitu,” ujar JK.
Banyaknya masjid ini yang menurut JK bisa menjadi kekuatan ekonomi masyarakat. Dengan kekuatan ini, JK mendorong agar pengelola masjid bisa melakukan kegiatan ekonomi yang baik secara bersama-sama.
“Maka, tentu kemajuan itu menjadi dasar, karena itu pedoman selalu saya katakan, bukan hanya selalu memakmurkan masjid, tapi bagaimana masjid memakmurkan masyarakat,” ujar JK.
Dalam kesempatan itu, JK menyampaikan bahwa ia tidak pernah meminta jabatan. Namun, saat DPW dan DPD memintanya menjadi Ketua Umum kembali secara aklamasi, ia menerima amanat tersebut dengan baik.*** (O Gozali)