Purbalingga, serayunews.com
Tahun ke tahun jumlah ODGJ di Kabupaten Purbalingga, terus mengalami kenaikan. Sampai di tahun 2022, kasus ODGJ tercatat ada 1.967 orang. Grafik kenaikan kasus ODGJ, tercatat di tahun 2020. Di mana saat itu, sedang ada Pandemi Covid-19.
“Sejak tahun 2019 sampai tahun 2022, jumlah kasus ODGJ terus bertambah. Tahun 2019 tercatat ada 1.621 orang, 2020 ada 1.698, tahun 2021 ada 1.959 dan 2022 tercatat 1.967 orang,” kata Sub Kordinator Penyakit Tidak Menular (PTM)dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Purbalingga, Triadi.
Ia mengatakan, jumlah itu merupakan hasil pendataan melalui laporan setiap Puskesmas. Sehingga, jumlah bisa bertambah lagi jika ODGJ di guru jalanan terhitung dan tercatat.
“Data ini yang sudah tertangani oleh kita, melalui Puskesmas di setiap wilayah kecamatan. Tidak termasuk dengan yang berkeliaran di jalanan,” katanya.
Triadi menjelaskan, tak hanya mencatat saja. Namun para ODGJ, sudah mendapatkan penanganan sesuai standar kelayakan di antaranya adalah konseling dan penanganan secara medis.
“Semua sudah ada penanganan sesuai standar. Puskemas punya program kesehatan jiwa, menangani kegiatan gangguan. Melihat kondisinya termasuk status mental seperti apa, lalu wawancara, edukasi kepatuhan minum obat. Jika harus dirujuk maka dirujuk,” katanya.
Jika memang perlu untuk ke rumah sakit, maka akan ada komunimasi dengan pihak keluarga. Sampai saat ini juga sudah beberapa yang ke Magelang.
“Termasuk rujukan ke rumah sakit jiwa di Magelang. Tapi kita komunikasikan dulu dengan keluarga,” ujarnya.
Secara umum, ODGJ dialami oleh rentan usia produktif. Secara lebih rinci lagi, rata-rata di usia 20-35 tahun. Sedangkan penderita, kecenderungan dari kalangan keluarga ekonomi menengah ke bawah.
“Rata-rata rentan usia produktif,” ujarnya.
Hasil analisis, banyak faktor penyebabnya. Mulai dari ekonomi, suasana keluarga, sampai dampak dari bullying di lingkungan keseharian.
“Tidak menutup kemungkinan, selama pandemi kan memang dampaknya ke perekonomian. Bahkan secara psikis juga tertekan kan. Tapi faktor lain juga ada yang karena korban bulliying,” katanya.