Jakarta, serayunews.com
Sebagai informasi, Frambusia adalah infeksi kulit karena bakteri treponema pallidum pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di negara wilayah tropis yang memiliki sanitasi buruk, seperti Afrika, Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Oceania.
Hadir di acara yang bertema nasional “Tingkatkan Kepedulian untuk Wujudkan Indonesia Bebas Penyakit Tropis Terabaikan” tersebut adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Lalu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM.MARS, para pejabat pimpinan tinggi Madya dan Pratama Kemenkes, dan WHO Representative to Indonesia. Dr. N. Paranietharan.
Dirjen P2P dalam laporannya menyampaikan berbagai upaya dalam rangka pengendalian penyakit NTDs di Indonesia, di antaranya dalam dokumen perencanaan dan regulasi.
Baca juga: [insert page=’polresta-cilacap-raih-penghargaan-pelayanan-prima-dari-kementerian-panrb’ display=’link’ inline]
“Untuk eliminasi kusta di Indonesia sudah masuk dalam dokumen resmi RPJMD 2022 – 2024. Ada juga Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2019,” kata Dirjen P2P dalam keterangan persnya.
Penyakit yang tergolong NTDs di antaranya kusta, frambusia, filariasis, sistosomiasis, dan cacingan. Harapannya dengan adanya pengendalian penyakit ini, angka prevalensi kusta di Indonesia lebih kecil 1 dari 10.000 penduduk atau bisa mengejar sampai zero leprosy, zero disabilitas, dan zero stigma.
Untuk penyakit yang lain, Dirjen P2P menyatakan masih ada di beberapa daerah di Indonesia. Untuk itu sangat butuh peran kepala daerah dalam pengendalian penyakit tersebut.
“Selain kusta ada frambusia yang masih ada di beberapa daerah, dan paling banyak di daerah timur Indonesia (Papua, Maluku). Tahun 2024 mendatang merupakan target kabupaten/kota yang sudah berstatus frambusia untuk terus mencapai komitmennya. Untuk itu peran bupati/wali kota perannya sangat penting,” tambahnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi langkah kepala daerah dalam rangka pengendalian NTDs di wilayahnya dan berharap agar masyarakat dapat hidup lebih bersih dan sehat.
“Saya berterima kasih sekali kepada para kepala daerah yang sudah mengurangi. Kalau bisa mengeliminasi (NTDs). Dengan ini semoga masyarakat kita bisa hidup lebih sehat dan lingkungan kita lebih sehat juga,” ujar Budi.
Pada kesempatan tersebut, juga ada penyerahan Sertifikat Eliminasi Filariasis kepada lima kepala daerah yakni Bupati Subang, Wali Kota Bekasi, Bupati Bekasi, Bupat Mappi, dan Supiori.