Purwokerto, Serayunews.com- Selain kendala kapasitas memori penyimpanan, pembelajaran secara daring juga cukup memberatkan guru yang sudah cukup umur. Seperti Tati, seorang ASN yang mengajar di SMP negeri di Purwokerto ini juga mengaku kebingungan dengan sistem daring. Usianya yang sudah kepala lima membuatnya agak kesulitan beradaptasi dengan perunahan proses pembelajaran.
“Saya juga ingin bisa, saya masih mau belajar. Tapi jujur saja saya sangat terkendala teknologi karena kurang menguasai TIK yang semakin canggih, sehingga daringnya kurang maksimal,” katanya.
Demi kelancaran proses KBM online, ia bahkan rela membeli beberapa barang elektronik untuk memudahkan membuat video pembelajaran untuk siswa. Ia mengakui kurangnya memahami barang elektronik dan teknologi membuatnya membeli beberapa barang yang justru tidak terpakai.
“Sempat salah beli kamera karena tidak tahu. Padahal cuma mau buat video pembelajaran karena HP saya tidak mendukung. Jadinya cari kamera lagi karena kameranya tidak terpakai,” kata dia.
Saking fokusnya mempersiapkan pembelajaran daring, ia bahkan mengaku kesehatan matanya mulai terganggu.
“Malah mata saya jadi sakit. Mungkin efek sering terpapar cahaya HP dan laptop, karena sebelumnya tidak sesering sekarang,” katanya. (Alfi)