SERAYUNEWS – Sepanjang September 2023, hampir 1.000 tangki atau 4,1 juta liter air bersih telah tersalurkan untuk warga di 62 desa di Purbalingga yang terdampak kekeringan.
62 desa yang mengalami krisis air bersih itu, tersebar di 15 dari 18 kecamatan yang ada di Purbalingga.
Kepala BPBD Purbalingga, Priyo Satmoko menyebutkan, bantuan air bersih itu berasal dari pemerintah dan masyarakat.
“Tidak hanya dari BPBD tapi juga PMI, Baznas, Polres, unsur swasta, komunitas, organisasi, relawan dan lembaga pendidikan,” katanya, Rabu (27/9/2023) lalu.
Untuk memenuhi permintaan air bersih tersebut, BPBD mengambil air dari hidran milik PDAM yang tersebar di sejumlah wilayah di Purbalingga.
Tetapi air tersebut, tentu saja tidak gratis. Ada harga yang harus di tebus, dengan tarif dasar air PDAM untuk sosial khusus.
Tarif tersebut, kata dia, sudah ada dalam Peraturan Bupati Purbalingga Nomor 62 Tahun 2011. Di mana dalam aturan itu, tarif per meter kubik di hargai Rp 850. Namun sejak 2019 lalu, ada ketentuan baru soal indeks tersebut menjadi Rp 60 ribu per tangki kapasitas 5.000 liter.
“Indeks Rp 60 ribu itu, bukan PDAM yang menentukan, tapi Pemda. Kami dari PDAM, menerima surat tentang harga air curah itu berdasarkan ajuan dari BPBD,” kata Kepala Bagian Hubungan Langganan PDAM Purbalingga, Triyono.
Triyono menjelaskan, untuk pengiriman satu tangki air bersih berkapasitas 4.000 liter dalam radius dekat, akan kena tarif Rp 235.000.
Sementara untuk jarak menengah dan jauh, tarifnya Rp 257.500 dan Rp 278.500. Sedangkan untuk air curah yang BPBD dan PMI ambil, PDAM menerima kompensasi Rp 60 ribu per tangki berkapasitas 5.000 liter atau 5 meter kubik.
“Per September 2023, sudah ada 79 tangki berkapasitas 4.000 liter yang tersalurkan,” katanya.
Kepala BPBD Purbalingga, Prio Satmoko menyampaikan, indeks harga Rp 60 ribu itu merupakan usulan dari PDAM sewaktu rapat bersama beberapa waktu lalu.
BPBD saat itu menawar, karena harga tersebut di nilainya terlalu tinggi. Terlebih, PDAM juga menggunakan armada milik sendiri.
“Mudah-mudahan bisa turun, jangan Rp 60 ribu per tangki. Kami kalau droping di Karangreja, biasa ambil airnya di Kuta, harganya cuma Rp 25 ribu per tangki,” lanjut Prio.
Ketua PMI Kabupaten Purbalingga, Imam Karseno menyampaikan, donasi masyarakat di pergunakan hanya untuk beban operasional dasar yakni Rp 150 ribu per tangki.
“Tapi itu tidak baku, kemarin ada yang donasi Rp 1,5 juta yang harusnya untuk 10 tangki. Tapi kami bisa maksimalkan dananya, hingga untuk 15 tangki,” kata dia.
Dia menambahkan, pada tahun 2019 lalu PMI menerima tagihan klaim biaya penggunaan air dari hidran PDAM sekitar Rp 40 juta.
“Tahun ini kami kuatkan strategi gotong-royong, kami dekati masyarakat di daerah yang memiliki sumber air untuk ikut berdonasi supaya biaya operasionalnya tidak tinggi,” katanya.