SERAYUNEWS– Kematian hewan akibat penyakit mulut dan kuku atau PMK di Kalibening Banjarnegara, bertambah lagi. Seekor sapi milik Winarno, warga Desa Gununglangit Banjarnegara mati di kandang, Sabtu (9/3/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.
Pemilik sapi, Winarno mengatakan, sebelum mati sapi miliknya mengeluarkan buih dan liur banyak dari mulutnya.
“Sudah saya beri jamu dan lainnya, tetap saja tak tertolong,” katanya.
Kematian sapi tersebut, menjadikan dia menderita kerugian hingga Rp 19 juta. Sebab, sapi tersebut baru dia pelihara kurang lebih 4 bulanan.
Menurut Winarno, ada 4 ekor sapi lainnya yang akhirnya langsung dia pindahkan ke kandang lainnya. Keempatnya juga sakit yang sama, mengeluarkan liur dan buih pada mulutnya.
“Tapi agak mending, karena masih mau makan rumput,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara melalui Kabid Peternakan, Akhmad Husen, membenarkan adanya laporan kematian hewan tersebut. Dinas langsung mengirimkan paramedis hewan ke Desa Gununglangit, untuk melakukan pengecekan
“Kematian sapi akibat PMK. Ada 4 ekor lagi yang sakit, namun langsung kami obati,” katanya
Menurut Husen, merebaknya PMK akibat adanya pergantian musim atau pancaroba. Sehingga untuk antisipasinya, peternak harus rajin membersihkan kandang dan hewan.
Husen juga meminta kepada para kepala desa, untuk segera melaporkan jika muncul kasus sakit pada hewan yang mengarah pada PMK.
“Kades juga bisa membuat surat permohonan pengobatan hewan kuku belah sakit, kepada dinas. Pengobatannya gratis! Bahkan, jika membutuhkan vaksin PMK, dinas juga siap. Namun sebelum vaksin, akan ada penjelasan lebih dahulu kepada peternak,” katanya.
Beberapa ternak sakit di Desa Kasinoman, juga sudah mulai membaik setelah dapat obat. Karena itu, kepala desa dapat segera bersurat kepada dinas pertanian jika ada kasus PMK di desanya.
Berdasarkan catatan serayunews.com, sebaran PMK pada ternak di Kecamatan Kalibening, sudah terjadi Desa Kasinoman, Kertosari dan Desa Gununglangit.