SERAYUNEWS – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan Kementerian Agama tengah mengajukan usulan perubahan nomenklatur nama ‘Isa Almasih’ menjadi ‘Yesus Kristus’.
Wafat Isa Almasih merupakan salah satu hari libur nasional keagamaan. Umat kristiani yang memperingati wafat Yesus Kristus disalib.
“Akan ada perubahan nomenklatur atas usulan dari Kementerian Agama terkait dari istilah yaitu Isa Almasih, akan diubah menjadi Yesus Kristus,” ungkap Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Ia menyampaikan Kemenag akan mengusulkan perubahan Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur soal nomenklatur tersebut. Pada kesempatan yang sama Wamenag Saiful Rahmat Dasuki mengungkapkan alasan perubahan Isa Almasih jadi Yesus Kristus.
Menurutnya, perubahan nomenklatur nama tersebut merupakan usulan dari umat Kristen dan Katolik. Wamenag menyebut bahwa Kemenag telah memperjuangkan perubahan tersebut dan bisa diterima.
“Ya ini usulan dari umat Kristen dan Katolik. Agar nama nomenklatur itu justru memang diubah ke yang mereka yakini, itu adalah kelahiran Yesus Kristus dan wafatnya Yesus Kristus dan kenaikan Yesus Kristus. Itu usulan mereka,” jelas Saiful dikutip Serayunews.com.
Sebagaimana diketahui, selama pemerintah Indonesia masih menggunakan nomenklatur ‘Isa Almasih’ ketika menyebut wafat Isa Almasih dan kenaikan Isa Almasih.
Sebagai informasi, dalam pandangan Islam, Yesus dianggap sama dengan Isa Al Masih atau Nabi Isa. Dikutip dari situs NU Online, Yesus menurut Al Quran adalah seorang Nabi manusia dan utusan Allah yang tidak pernah mengklaim sebagai Tuhan.
Yesus juga termasuk pendahulu Nabi Muhammad yang hidup sekitar enam abad sebelum Nabi Muhammad. Sementara itu, pandangan Kristen sebagaimana dijelaskan pendeta Esra Soru, Yesus Kristus pada dasarnya merupakan sosok yang sama dengan Isa Almasih.
Menurutnya, kedua nama tersebut muncul karena adanya pengaruh bahasa yang berbeda. Yesus adalah juru selamat bagi umat manusia.
“Memang ada yang beranggapan itu tokoh berbeda, tapi sebenarnya dari sisi namanya itu kita harus menganggap kalau itu sama. Karena Isa Almasih nama dalam bahasa Arab. Kalau Yesus Kristus nama dalam bahasa Yunani,” demikian penjelasan pendeta Esra, dikutip dari video pada kanal YouTube pribadinya.
“Sedangkan Yesus dalam bahasa Yunani setara dengan bahasa Ibrani ialah Yesua, Yehasua itu sama. Jadi jangan heran bila zaman itu orang bisa punya padanan nama dalam berbagai bahasa tergantung dari artinya,” sambungnya.
Menko PMK juga telah menyampaikan hasil rapat terkait hari libur nasional dan cuti bersama 2024. Peringatan wafat Isa Almasih jatuh pada 29 Maret 2024.
Sedangkan peringatan kenaikan Isa Almasih jatuh pada tanggal 9 Mei 2024. Pada kedua peringatan itu, umat Katolik dan Kristen mengikuti misa di gereja.
***