SERAYUNEWS– Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf beranggapan di era pesatnya media sosial (medsos), kasus bullying atau perundungan dan kekerasan pelajar menjadi hal dilematis. Menyalahkan kenakalan pelajar saat ini, dinilainya bukanlah solusi. Perlu peran serta semua pihak untuk penanganan masalah ini.
“Di era media sosial seperti ini, siswa tidak bisa disalahkan. Kalau siswa kita salahkan, nanti penjara anak akan penuh. Jadi, mau tidak mau, pendidikan akhlak anak harus kita perhatikan sejak dini. Dari sejak PAUD, dari sejak SD,” ungkap Dede Yusuf dalam keterangan tertulisnya di laman resmi DPR, Jumat (6/10/2023).
Dia mendorong pembentukan satuan tugas (satgas) di tiap-tiap sekolah di seluruh Indonesia, guna mengantisipasi peristiwa perundungan dan kekerasan. Dirinya menerangkan, satgas yang dibentuk, nantinya berisi para guru, orangtua atau wali siswa dan anggota Babinsa atau Bhabinkamtibmas.
“Satgas ini sangat penting untuk menanamkan pendidikan karakter yang dibutuhkan bagi anak-anak dalam menjunjung tinggi budi pekerti luhur. Karena, satgas ini melibatkan seluruh aspek masyarakat dan penegak hukum, untuk mengawasi, mendidik dan membina anak,” jelas seorang aktor sekaligus politikus itu.
Menurutnya, kehadiran satgas tersebut, akan bisa meredam kenakalan anak-anak, khususnya yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Pasalnya, tanpa disadari, para pelajar di luar sekolah acap kali membuat geng-geng atau kelompok. Jika mereka tidak diarahkan secara baik, bisa memicu hal negatif.
“Anak-anak yang ikut-ikutan masuk atau membuat geng-geng seperti geng motor juga cukup mengkhawatirkan. Karena sering bertindak melawan hukum. Satgas ini juga bisa mengantisipasi hal itu,” ungkap politisi Fraksi Partai Demokrat itu.