SERAYUNEWS – Jerawat memang menyebalkan, apalagi jika muncul di wajah sebelum momen penting. Godaan untuk segera memencetnya pasti besar, karena rasanya seperti solusi cepat agar kulit kembali mulus.
Sayangnya, kebiasaan ini justru bisa memperburuk keadaan. Alih-alih hilang, jerawat malah bisa makin meradang, infeksi, bahkan meninggalkan bekas yang sulit dihilangkan.
Para ahli dermatologi selalu menekankan pentingnya menangani jerawat dengan cara yang tepat agar kulit tetap sehat.
Yuk, simak kenapa jerawat sebaiknya tidak dipencet dan bagaimana cara yang lebih aman untuk mengatasinya!
Jerawat terjadi karena pori-pori tersumbat oleh minyak berlebih, sel kulit mati, dan bakteri. Saat Anda memencetnya, ada beberapa risiko yang bisa terjadi, di antaranya:
Tangan bukanlah alat yang steril. Ketika Anda memencet jerawat, bakteri dari tangan bisa masuk ke dalam kulit dan menyebar ke area lain.
Bukannya hilang, jerawat malah bisa bertambah banyak dan lebih sulit dikendalikan.
Memencet jerawat bisa menyebabkan peradangan yang lebih parah, ditandai dengan kemerahan, pembengkakan, dan rasa nyeri.
Jerawat yang awalnya kecil bisa berubah menjadi lebih besar dan meradang, membuatnya semakin sulit disembuhkan.
Saat jerawat dipencet, tekanan yang diberikan bisa merusak dinding pori-pori.
Akibatnya, infeksi bisa menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam dan memperparah kondisi jerawat.
Hal ini juga bisa menyebabkan pori-pori lebih besar dan rentan terhadap penyumbatan di kemudian hari.
Memencet jerawat bisa meninggalkan bekas hitam atau kehitaman di kulit, yang dikenal sebagai hiperpigmentasi pasca-inflamasi.
Bekas ini bisa bertahan berbulan-bulan dan memerlukan perawatan khusus agar memudar.
Jika jerawat dipencet terlalu agresif, kulit bisa mengalami luka yang lebih dalam.
Akibatnya, jaringan parut bisa terbentuk, menyebabkan tekstur kulit tidak merata dan sulit diperbaiki tanpa perawatan dermatologi.
Daripada memencet jerawat, ada cara yang lebih aman dan efektif untuk mengatasi masalah kulit ini. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:
Cuci wajah dua kali sehari dengan pembersih yang lembut dan sesuai jenis kulit.
Hindari produk yang terlalu keras karena bisa membuat kulit kering dan malah merangsang produksi minyak berlebih.
Pilih produk dengan kandungan benzoyl peroxide, asam salisilat, atau sulfur yang mampu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan jerawat.
Pastikan produk yang digunakan sesuai dengan kondisi kulit Anda.
Gunakan pelembap dan tabir surya dengan label “noncomedogenic” agar tidak menyumbat pori-pori.
Tabir surya juga penting untuk melindungi kulit dari sinar UV yang bisa memperburuk bekas jerawat.
Produk kosmetik atau skincare berbahan dasar minyak bisa memperburuk jerawat dengan menyumbat pori-pori.
Sebaiknya gunakan produk berbahan dasar air yang lebih ringan dan aman untuk kulit berjerawat.
Tangan sering kali penuh dengan bakteri dan kotoran yang tidak terlihat.
Menyentuh wajah tanpa sadar bisa memperburuk kondisi kulit. Usahakan untuk tidak menyentuh wajah, terutama jika tangan belum dicuci.
Jika jerawat terus muncul atau semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kulit.
Dokter dapat memberikan perawatan yang lebih efektif dan sesuai dengan kondisi kulit Anda, termasuk terapi laser atau ekstraksi jerawat secara profesional.
Menghindari kebiasaan memencet jerawat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan kulit.
Menekan jerawat bukanlah solusi yang baik karena dapat memperparah peradangan, menyebarkan bakteri, dan meninggalkan bekas yang sulit dihilangkan.
Sebagai gantinya, gunakan metode yang lebih aman seperti membersihkan wajah secara rutin, memakai produk perawatan yang sesuai, serta berkonsultasi dengan dokter kulit jika diperlukan.
Dengan perawatan yang tepat, jerawat bisa diatasi tanpa menimbulkan masalah baru.***