SERAYUNEWS – Komitmen Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Solo terhadap perwujudan aglomerasi Soloraya tak pernah berhenti.
Mereka terus menggaungkan agar kerjasama lintas sektoral itu betul-betul dapat terwujud untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih masif kedepannya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto dalam Kunjungan Kerjasama Jawa Pos Radar Tulungagung dengan Kadin Surakarta, Rabu (3/7/2024).
Kata dia, urgensi terhadap aglomerasi Soloraya itu sudah didepan mata mengingat batas wilayah Solo yang kian habis untuk pengembangan itu sehingga perlu kolaborasi bersama wilayah sekitarnya.
“Bayangkan saja pengembangan nya terhenti karena tidak ada lagi wilayah. Saya mengingatkan semua stakeholder, para pemangku kepentingan bahwa kita sudah didepan mata soal permasalahan ini. Investasi mau masuk, tidak bisa, habis wilayahnya,” ujar Ketua Kadin Solo Ferry Septha Indrianto, Rabu (3/7/2024).
Ferry lalu meminta agar para stakeholder itu dapat menurunkan ego sektoral dan mengubah cara berpikirnya. Secara kebermanfaatan aglomerasi Soloraya itu akan mengurai bagaimana caranya agar semua daerah tidak ada yang tertinggal dan pastinya mendapatkan kemanfaatan, pertumbuhan ekonomi, dan berperan pada perputaran ekonomi di semua daerah di Soloraya.
Sehingga aglomerasi ekonomi di Soloraya sudah menjadi sebuah kebutuhan di era sekarang dan harus diberikan perhatian serius.
Bagi dia, saat inilah momen yang tepat untuk mewujudkan nya, sebelum rangkaian RPJMN yang akan diturunkan ke Daerah baik Kabupaten/ Kota itu dibuat.
“Harapannya kalau saya melihat disturupsi sudah di depan mata, kalau kita bicara Indonesia emas tahun 2045 keadohan (kejauhan) pak. Didepan kita jelas sudah bahaya dan harus tercapai mutual understanding, pemahaman bersama, kesamaan visi,” terangnya.
Sementara Pakar hukum administrasi UNS, Waluyo menyebut banyak potensi ekonomi yang tersebar di wilayah Solo Raya.
Menurut dia, langkah maju untuk mewujudkan aglomerasi Solo Raya ini harus segera diwujudkan untuk pertumbuhan ekonomi bersama.
Gagasan itu kembali dimunculkan untuk membangun pemahaman dan visi yang sama antara Kota Solo dengan enam kabupaten sekitar. Dia menilai, Kota Solo yang memiliki kepentingan yang lebih tinggi untuk melakukan jemput bola.
Agar aglomerasi Solo Raya ini bisa segera tercapai, sehingga mampu mengembangkan sektor ekonomi dan pariwisata, yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
“Ini akan menjadi sebuah kenyataan kalau kemudian dibawa leadership yang punya inovasi punya kemampuan punya kemampuan. Tanpa kita mulai, tanpa ada semangat, tanpa ada dukungan itu tadi pengaruh. Insya Allah nanti kita bisa wujudkan dengan baik dan kemudian memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat,” kata Prof Waluyo.
Sejauh ini penyusunan peta jalan aglomerasi Solo Raya itu sudah dikaji oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Aglomerasi dinilai akan berdampak positif baik secara makro kewilayahan maupun ekonomi regional seperti pengembangan ekonomi bersama, pengentasan kemiskinan, pemerataan pengendalian lingkungan. Tetapi juga berdampak secara mikro seperti tumbuhnya investasi di Soloraya, penyerapan tenaga kerja, menciptakan lahan bisnis baru dan seterusnya.*** (M Wulan)