SERAYUNEWS – Amerika Serikat (AS) sudah tidak asing lagi bagi Shofi (sapaan akrab Shofi Mahmudah Budi Utami). Di antaranya pernah mengikuti pertukaran pelajar semasa kuliah S1 yaitu sudah hampir 14 tahun yang lalu dan Shofi pernah berlebaran di KJRI Los Angeles, California.
Selanjutnya, sebelum kuliah doktoral di State University of New York, Binghamton, Shofi sempat lebaran di Alabama bersama teman-teman Indonesia lainnya dari The University of Alabama, Tuscaloosa.
“Shofi belum mudik Lebaran dan sampai saat ini masih di negara bagian New York, Amerika Serikat. Rencananya Shofi akan mudik ke Indonesia nanti saat liburan musim panas sekitar bulan Juni 2024,” ujar Dosen Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Unsoed Shofi saat pemaparan jarak jauh yang dipandu Ir.H.Alief Einstein, M.Hum. dari kafapet-unsoed.com.
Keseharian Shofi sebagai mahasiswa doktoral di State University of New York (SUNY), kota Binghamton, di negara bagian New York, Amerika Serikat bisa dibilang agak monoton. Hampir sebagian besar waktu Shofi habis untuk kuliah, diskusi, dan mengerjakan tugas dari kampus.
Di kota Binghamton sendiri musim-semi Spring dimulai agak terlambat. Kondisi ini sangatlah berbeda dengan pengalaman Shofi tahun lalu, berpuasa di Tuscaloosa, Alabama di sekitar bulan April 2023, dimana sudah memasuki awal musim panas.
Suhu di Tuscaloosa pada saat itu bisa mencapai 35 – 38 Celcius (C). Kondisinya sangat terik, lembap, tapi juga kadang sangat kering. Ini menjadi tantangan juga bagi Shofi saat menjalankan ibadah puasa.
“Bisa dibilang, saat ini di Binghamton lebih nyaman menjalankan puasa karena suhunya berkisar 8-10 C, dan sesekali masih turun ke -4 C. Meskipun 14,5 jam (Maghrib sekitar pukul 7:30 PM) Shofi dalam menjalankan puasa, rasa dahaga tidak terlalu berat Shofi rasakan di sini,” ungkap Shofi yang menerima beasiswa program doktoral dari Fulbright pada tahun 2023.
Ini sangat berbeda dengan kondisi Shofi saat di Tuscaloosa, dimana masjid berada dekat dari tempat Shofi tinggal dan juga bisa mengagendakan berbuka dengan teman-teman mahasiswa yang lain. Karena lokasi tempat tinggal saling berdekatan, bahkan menjangkau kampus pun bisa dengan jalan kaki saja.
Selain itu, yang paling berkesan adalah saat para mahasiswa Indonesia di Tuscaloosa diajak oleh keluarga muslim Indonesia, yang sudah tinggal puluhan tahun di Amerika dan memiliki restaurant di dekat kampus Alabama.
Saat itu sholat Ied bersama di salah satu taman kota, yang kemudian dilanjutkan dengan undangan makan bersama di restaurant beliau.
Karena di New York cukup jauh ke masjidnya dan Shofi tidak memiliki kendaraan pribadi, Shofi belum tahu akan ikut salat Id dimana. Jadi, pengalaman Ramadan kali ini tidaklah sehangat yang Shofi rasakan di Los Angeles, California maupun di Tuscaloosa, Alabama.
Akan tetapi bukan berarti Ramadan ini tidak bermakna, karena dengan suasana New York yang lebih tenang ini, Shofi melihat sisi lain untuk memaknai Ramadhan dengan lebih dalam lagi.