Purwokerto, serayunews.com
Ratusan orang bejajar rapi, hingga kemudian berdiri tegap, ketika mobil ambulan datang membawa mobil jenzah Ari Juniyanto di dalam peti. Beberapa relawan bahkan tak kuasa menahan kesedihannya, hingga menumpahkan derasnya air mata. Ari rekan perjuangan mereka, telah tiada meninggalkan mereka selama-lamanya.
Beberapa rekan almarhum mengaku, bahwa Ari merupakan relawan yagn sangat rajin untuk terjun dalam melaksanakan kegiatan kemanusiaan. Bahkan, dirinya dikenal merupakan orang yang pertama kali berani menjadi petugas untuk pemakaman pasien Covid-19. Risiko, mungkin sudah dipikirkan matang-matang semasa hidupnya, hingga akhirnya dia harus terpapar Covid-19 dan mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit TNI (RST) Wijayakusuma Purwokerto.
Kepala BPBD Kabupaten Banyumas, Titik Puji Astuti mengingat betul sosok Ari. Sebab, dirinya beberapa kali bekerja sama bahkan pernah satu mobil dalam melaksanakan tugas. Ia menceritakan, terakhir bertemu dengan Ari pada awal bulan Juli lalu. Mereka berkeliling dalam satu mobil untuk memantau Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kabupaten Banyumas.
“Saya saat itu satu mobil dengan beliau. Almarhum ini merupakan tim pemakaman dan relawan di rumah karantina di Hotel Rosenda,” ujar dia yang sembari menetaskan air mata.
Masih di lokasi yang sama, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Banyumas, Didi Rudwianto menjelaskan bahwa, Ari merupkaan sosok yang rajin dan dikenal sangat baik dalam bekerja. Namun, hidup berkata lain, Ari harus dipanggil yang kuasa bahkan harus meninggalkan istrinya yang tengah dalam keadaan hamil.
“Mas Ari bekerja selama delapan tahun terakhir, kerja keras tanpa pamrih. Mas Ari gugur dalam menjalankan tugasnya sebagai relawan kemanusiaan. Saya atas nama pemerintah dan masyarakat sangat kehilangan beliau,” kata dia.