SERAYUNEWS – Kisah perjuangan Margono Djojohadikusumo, tokoh nasional asal Banyumas sekaligus kakek Presiden Prabowo Subianto, akan segera diangkat ke layar lebar.
Film berjudul “Margono 46” ini mengisahkan heroisme Margono dalam mengelola 7 ton emas untuk perjuangan kemerdekaan. Selain itu juga tentang warisannya mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) 46.
Film ini rancangan Forum Banyumas bersama Aris Wahyudi Notonegoro, sebagai bentuk apresiasi atas jiwa nasionalisme Margono sekaligus edukasi bagi generasi muda.
“Film ini kami beri judul Margono 46 karena merujuk pada prestasi beliau mendirikan BNI 46, yang hingga kini masih eksis sebagai institusi keuangan penting di Indonesia,” kata Aris Wahyudi.
Menurutnya, perjuangan Margono memiliki nilai sejarah strategis. Kemerdekaan Indonesia tertopang oleh tiga pilar utama: politik oleh Bung Karno, militer oleh Jenderal Sudirman, dan keuangan negara oleh Margono Djojohadikusumo.
Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia belum memiliki bank sentral sendiri karena Bank Indonesia masih bernama De Javasche Bank dan dikuasai Belanda.
Margono kemudian mendirikan BNI 46 di Yogyakarta sebagai bank sentral Indonesia yang mandiri.
“Ini adalah terobosan besar dalam mewujudkan kedaulatan ekonomi bangsa,” tambah Aris.
Selain itu, Margono juga terkenal berintegritas tinggi. Ia berhasil menjaga amanah ketika mengelola 7 ton emas untuk membiayai perjuangan bangsa.
“Beliau tidak tergoda untuk menyalahgunakan kekayaan itu. Justru emas tersebut untuk mendanai perjuangan Indonesia. Ini menunjukkan integritas dan nasionalisme yang luar biasa,” ujar Aris.
Film Margono 46 menjadi kebanggaan masyarakat Banyumas sekaligus memperkuat warisan sejarah tokoh-tokoh daerah yang berperan besar dalam perjalanan NKRI.
Aris menegaskan, dua dari tiga nama jalan besar di segitiga emas Jakarta—Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto—berasal dari tokoh Banyumas. Hal ini menegaskan kontribusi besar Banyumas bagi Indonesia.
“Ini menunjukkan betapa pentingnya kontribusi Banyumas bagi NKRI. Kami mendukung penuh gagasan Pak Iksanto dari Forum Banyumas untuk mengangkat kembali legasi Banyumas secara nasional,” katanya.
Sebagai langkah awal, tim produksi berencana menemui Presiden Prabowo untuk meminta izin dari pihak keluarga.
“Kita berencana akan bertemu dengan bapak Presiden dulu, karena tentunya harus ada izin dari pihak keluarga. Kalau sudah ACC, baru kita mulai produksinya, mudah-mudahan tahun depan bisa sudah mulai,” tutur Aris.
Film ini harapannya mampu menghadirkan inspirasi nasionalisme sekaligus mengangkat nama Margono Djojohadikusumo sebagai pilar penting dalam sejarah ekonomi dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.