SERAYUNEWS – Kasus pembunuhan yang terjadi di toko Lululemon Athletica di Bethesda, Maryland pada bulan Maret 2011 sempat menjadi perhatian masyarakat luas di Amerika Serikat.
Kasus yang dikenal sebagai “Lululemon murder” ini juga memunculkan berbagai pertanyaan tentang dinamika hubungan di tempat kerja dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
Dalam kasus tersebut, diketahui pelaku berusaha menyembunyikan jejaknya dengan cara menutupi kejahatannya seolah seperti perampokan.
Pada tanggal 12 Maret 2011, tragedi mengerikan terjadi di toko Lululemon di Bethesda, Maryland. Jayna Murray, seorang karyawan toko tersebut ditemukan meninggal dunia dengan luka yang serius.
Jayna ditemukan bersama rekan kerjanya, Brittany Norwood dengan kondisi yang terikat dan setengah sadar.
Awalnya, polisi menduga kasus ini sebagai perampokan yang berujung pada pembunuhan. Namun, penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta yang berbeda.
Pada tanggal 11 Maret 2011 malam hari, suasana toko ritel Lululemon terasa hening. Namun, di balik tirai kegelapan, tersembunyi peristiwa yang menyeramkan.
Pagi harinya, seorang karyawan, Jayna Murray ditemukan tewas dengan luka-luka.
Awalnya, banyak yang mengira bahwa hal tersebut adalah kejadian perampokan biasa. Akan tetapi, semakin dalam penyelidikan, semakin banyak pertanyaan yang muncul.
Jejak kekerasan yang penuh tanda tanyak menggambarkan bahwa ini bukanlah kasus biasa. Bukti-bukti mulai terurai, tetapi teka-teki belum terpecahkan.
Hingga pada akhirnya, bukti-bukti di TKP dan kesaksian menyatakan sebaliknya. Pembunuhan itu ternyata direncanakan dengan sadis.
Saat polisi menyelidiki lebih lanjut, mereka menemukan bahwa pembunuhan itu dilakukan oleh seseorang yang seharusnya menjadi rekan kerja Jayna yaitu Brittany Norwood.
Setelah ditangkap, Brittany sendiri tidak bisa memberikan jawaban yang jelas kepada polisi.
Ia terperangkap dalam jaring-jaring kebohongan yang ia ciptakan untuk menutupi jejaknya, termasuk memanipulasi perbuatannya menjadi seperti perampokan.
Hingga setelah penyelidikan yang mendalam dari pihak kepolisian, motif di balik aksi kekerasan ini diduga karena adanya perselisihan di tempat kerja.
Diduga bahwa Jeyna memergoki Brittany saat mencuri di toko tersebut. Brittany pun diyakini ingin menghentikan Jayna melaporkan pencuriannya.
Hingga akhirnya Brittany Norwood dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat atas pembunuhan Jayna Murray.***