SERAYUNEWS – Kenaikan harga cabai di pasaran tidak dirasakan oleh para petani di Baturraden, Kabupaten Banyumas. Pasalnya tanaman cabai yang siap petik gagal dipanen lantaran pohon mati mengering.
Seperti yang dialami oleh seorang petani di Baturraden, Risun (40). Dia menanam 8000 batang tanaman cabai, di lahan 1 hektar. Pada bulan lalu, dia sudah sempat memetik hasil tanamnya. Namun saat itu harga cabai di pasaran sedang di harga Rp9000,-.
“Ini menanam pertengahan Agustus lalu, kan sekitar tiga bulan mulai bisa petik, sudah petik sekali tapi pas harga murah,” kata dia, Senin (16/12/2024).
Dia menyampaikan, bahwa sejak September harga cabai, baik rawit maupun merah kriting, sedang turun. Harga cabai perkilogram sekitar Rp15.000, berangsur turun di angka Rp10.000.
“Minimal untuk petani bisa untung atau ya tidak rugi itu harga perkilo Rp20 ribu,” ujarnya.
Memasuki bulan Desember, di mana usia tanaman yang seharusnya sedang panen raya, harga justru semakin turun, yakni di harga Rp7000 per kilogram.
Padahal, saat itu tanamannya juga butuh perawatan, sebab kondisi cuaca yang ekstrem. Namun melihat harga di pasaran yang rendah, dia memilih untuk tidak memberi obat untuk mengantisipasi.
Kondisi berubah drastis memasuki Minggu ke tiga Desember. Harga cabai melonjak naik diharga Rp30 ribu. Tetapi nasib baik tidak berpihaknya. Di saat harga tinggi, cabainya sudah membusuk karena tanamannya mengering.
“Mati karena cuaca ekstrem, dan kena penyakit. Seharusnya bisa ditangani jika diberi obat, tapi karena harga lagi murah dan saya beli obat mahal jadi dibiarkan. Padahal harganya lagi mahal,” kata dia.
Kondisi ini menjadikan Risun mengalami kerugian puluhan juta. Pasalnya, biaya yang telah dia keluarkan untuk menanam 8000 batang senilai Rp30 juta. Sedangkan untuk panen perdananya dia mampu mendapatkan uang senilai Rp10 juta. “Minggu kemarin metik cuma dapat 2 kg, karena buahnya sudah pada busuk dan tanaman sudah kering,” katanya.
Petani lainnya, Kusni, juga mengalami kondisi yang sama. Karena harga cabai di pasaran yang murah, dia membiarkan cabai di kebunnya mengering. Sebab, jika tetap dipanen hanya akan menambah kerugian. Di antaranya untuk mempekerjakan orang memanen dan biaya untuk menjualnya.
“Kalau tetap dipanen harus keluar biaya lagi untuk pekerja, jadi mending dibiarkan daripada tambah rugi,” ujarnya.