SERAYUNEWS – Gelaran ASEAN University Games (AUG) XXI 2024 Surabaya-Malang telah resmi berakhir. Ditandai dengan closing ceremony di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang (UM), Malang, Jawa Timur pada Sabtu (6/7/2024) malam lalu.
Selain sukses penyelenggara dan prestasi, ada kisah inspiratif datang dari Fajar Duto. Seorang Wasit cabang olahraga (cabor) Bola Tangan asal Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah ini ikut ambil bagian.
Fajar Duto menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang bertugas sebagai perangkat pertandingan dalam kejuaraan antar kampus terbesar di kawasan Asia Tenggara ini. Tepatnya, bertindak selaku Technical Official (TO) di lapangan.
Duto, sapaan akrabnya mengucapkan rasa syukurnya atas pengalaman berharga dalam ajang sebesar ini. Pasalnya, tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama seperti dirinya.
“Sangat bersyukur sekali karena diberi kesempatan untuk berpartisipasi di event tingkat Asean apalagi hanya saya yang menjadi Technical Official dari jawa tengah. Sebab, tidak semua orang mendapatkan kesempatan yang sama dengan saya,” kata Duto kepada tim serayunews.com saat mengikuti Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Junior Jateng di GOR Tri Sanja, Kabupaten Tegal, Jumat (5/7/2024).
Sebagai informasi, TO dalam Bola Tangan mempunyai beberapa tugas dan wewenang. Salah satunya yaitu memiliki hak untuk memberitahu wasit mengenai keputusan yang dimungkinkan dalam hal pelanggaran aturan (kecuali dalam hal keputusan wasit berdasarkan pengamatan faktual) atau mengenai pelanggaran aturan daerah pergantian pemain.
Pertama, laga perdana antara Malaysia melawan Singapura pada 27 Juni 2024. Kala itu, pria bernama lengkap Fajar Duto Priyono ini berpasangan dengan Nur Hidayat dari Jawa Timur.
Kedua, duel panas antara Indonesia melawan Singapura dengan wasit yang bertugas asal Malaysia yakni Moh. Fazril Husain dan Gopinath Kumasaramy. Adapun, pria kelahiran 23 April 1994 silam itu berduet bersama Muhammad Zahid dari Singapura.
“Untuk mendapatkan ilmu pengalaman dan budaya pastinya yg berbeda-beda dengan kita,” ujarnya.
Namun, kendala dengan Bahasa Inggris yang kurang fasih menjadi salah satu faktor penghambat. “Apalagi saat berbincang dengan orang Singapura yang menggunakan akses Singlish (Singapore English,red) yang harus lebih jeli untuk mendengarkan ya,” tutur lulusan S1 PJKR Universitas Sebelas Maret itu.
Tak lupa, ia memberikan harapan terhadap Bola Tangan di Indonesia semakin berkembang, terutama di daerah Kabupaten/Kota agar bisa berkembang lebih baik.
Dirinya menyontohkan seperti di daerahnya sendiri, ada Kebumen Handball League (KHL/ yang sudah berjalan sebanyak dua kali. Tak sia-sia, produk dari KHL ini dapat menjadi bibit dengan dibuktikannya menjadi Juara 1 di Kejurprov Junior Jateng 2024 kategori putra. Lalu, Juara 3 untuk kategori putri.
“Harapan pribadi saya tahun ini bisa berkesempatan untuk berpartisipasi PON Aceh-Sumut, karena saat PON Papua juga diberi kesempatan memimpin final putri antara Jawa Barat vs Kalimantan Timur bersama Fafa Anggriawan asal Banyumas,” pungkasnya.