SERAYUNEWS – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) mulai mengubah cara kita memandang proses belajar. Simak contoh Modul Ajar Deep Learning.
Pasalnya, salah satu pendekatan yang kini ramai dibicarakan di dunia pendidikan adalah deep learning, bukan sekadar istilah di dunia komputasi, tetapi juga strategi pembelajaran.
Khususnya yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan keterlibatan aktif peserta didik.
Pendekatan ini mulai diperkenalkan secara luas melalui berbagai forum, salah satunya dalam siniar REBORN #3 bertema “Deep Learning: Belajar Cerdas, Ngajar Makin Gampang” yang diselenggarakan oleh Pusbangkom Kemenag.
Dari pembahasan tersebut, terungkap bahwa deep learning bukanlah kurikulum baru, melainkan cara belajar yang berlandaskan tiga prinsip: mindful (sadar), meaningful (bermakna), dan durable (berkelanjutan).
Dalam dokumen resmi Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua dari Kemendikdasmen, deep learning mengedepankan suasana belajar yang memadukan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara terpadu.
Prinsip utamanya meliputi:
Modul ajar deep learning umumnya memuat empat komponen besar yang saling terhubung:
Bagi Anda yang ingin langsung mempelajari formatnya, berikut beberapa tautan contoh modul resmi yang bisa diunduh:
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/897307?source=BK_EXPLORATION_PAGE
https://guru.kemendikdasmen.go.id/bukti-karya/pdf/898542?source=BK_EXPLORATION_PAGE
https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/pdf/895956
https://guru.kemdikbud.go.id/perangkat-ajar/toolkits/bdWMj8aJ8O
https://www.sman1lempuingjaya.sch.id/artikel/rpp-deep-learning
Dengan mempelajari contoh-contoh ini, guru bisa mendapatkan gambaran utuh tentang bagaimana menyusun modul yang aplikatif, kreatif, dan sesuai prinsip pembelajaran mendalam.
Mempelajari modul ajar deep learning sejak dini akan memudahkan guru menyesuaikan strategi mengajar saat kebijakan pendidikan mulai beralih ke pendekatan ini.
Lebih dari itu, deep learning bukan hanya soal penguasaan teknologi, melainkan juga transformasi cara berpikir. Guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang membuat siswa:
Jika penerapan ini berhasil, pendidikan Indonesia akan melahirkan generasi yang kritis, adaptif, dan siap menghadapi era digital.***