
SERAYUNEWS-Poniman, pemuda warga Desa Kasmaran, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara ini sukses melakukan ternak kambing dan memanfaatkan susu kambing segar sebagai sumber untuk mendapatkan cuan.
Dengan memanfaatkan lahan sederhana di samping rumahnya, Poniman membuat kandang sederhana untuk sekitar 40 kambing jenis Sapera miliknya. Kambing jenis ini merupakan hasil persilangan Saanen dan Jawa Randu.
Dari jumlah kambing yang dimiliknya saat ini, ada sekitar 10 ekor kambing betina yang sudah produktif menghasilkan susu segar, setiap hari satu ekor kambing bisa menghasilkan sekitar satu liter perhari.
Selain 10 ekor kambing betina siap perah, dua juga masih memiliki beberapa anakan, indukan, dan pejantan. Hal ini tentu akan menambah koleksi serta sumber cuan bagi dirinya di masa mendatang.
“Untuk laktasi pertama memang satu ekor satu liter. Namun untuk laktasi kedua, ketiga, bisa 1,5 liter sampai 3 liter per ekor setiap harinya,” katanya, Selasa (16/12/2025).
Menurutnya, untuk perawatan, kambing jenis ini hampir sama dengan perawatan kambing pada umumnya. Hanya saat memeras susu, harus benar-benar dijaga kebersihannya. Susu kambing yang sudah diperas kemudian dibungkus menggunakan plastik tiap liter dan dimasukkan ke dalam freezer.
“Yang harus diperhatikan adalah kebersihan saat memeras susu. Mulai dari tangan, sampai kendang harus benar-benar bersih. Kalau perawatan lain sama seperti kambing pada umumnya. Kemudian untuk susu yang sudah diperas langsunug dimasukkan ke dalam freezer,” katanya.
Poniman menyampaikan, usaha susu kambing ini cocok untuk mencukupi kebutuhan harian. Pasalnya susu bisa diambil setiap hari. Saat ini, harga satu liternya antara Rp15 ribu sampai Rp17 ribu.
“Kalau untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, usaha susu kambing ini cocok. Kita tidak perlu menunggu bulanan atau tahunan untuk mendapatkan uang dari hewan ternak yang kita pelihara. Harganya pun lumayan, saat ini harga susu kambing segar antara Rp15 ribu sampai Rp17 ribu per liternya,” katanya.
Selain memanfaatkan susunya, dia menyebutkan jika merawat kambing jenis ini lebih menguntungkan. Sebab, selain dari susunya, dia masih bisa mendapatkan anakan. Bahkan, dia menganggap anak kambing ini, khususnya untuk jenis Jantan sebagai bonus, karena anakan kambing ini tidak masuk dalam perhitungan bisnis utamanya. Katena nilai utama dari budidaya Kambing Sapera tetap pada produksi susu harian.
“Untuk cempe (anak kambing) itu kami anggap sebagai bonus. Kan kita fokusnya ke susunya yang kita ambil setiap hari. Nah kalau ada cempe, terutama yang jantan ini bonus, tidak masuk dalam hitung-hitungan usaha,” ujarnya.
Dengan hasil produksi yang stabil dan permintaan yang terus ada, Poniman berharap usahanya bisa terus berkembang. Ia ingin membuktikan bahwa budidaya kambing perah dapat menjadi peluang ekonomi yang layak digarap, bahkan dengan skala rumahan.
“Harapannya ini terus berkembang. Untuk saat ini, dari 10 indukan kambing yang sudah bisa diperah kalau satu bulan omzet sekitar Rp 4,5 juta. Kalau nanti kambing perahnya bertambah tentu omset juga akan bertambah,” katanya.