Purbalingga, serayunews.com
Darjan, warga Desa Blater Kecamatan Kalimanah Purbalingga ini, sukses melakukan langkah kecil untuk persoalan pemanfaatan sampah di lingkungan tempat tinggal.
Sekali mendayung, dia tiga pulau terlampaui. Sekiranya kalimat itu bisa untuk menggambarkan apa yang dilakukan Darjan. Berawal dari ide mencari pakan alternatif ternak, Ia memulai budidaya maggot.
Sejak tahun 2017, dia mulai membudidayakan maggot di sepetak tanah yang ada di belakang rumahnya. Jaring dengan ukuran sekitar 3×3 meter, dia gunakan sebagai kandangnya.
“Awalnya saya pelihara ikan, lalu nyari alternatif pakan ikan yang murah. Dikasih tahu saudara dan teman tentang maggot ini,” katanya.
Bermodal kemauan, ketekunan, dan rasa peduli terhadap lingkungan, dia secara istiqomah terus menekuni budidaya maggot. Awalnya memang untuk kebutuhan sendiri, pakan ikan yang dia pelihara.
Sampai akhirnya Darjan membuktikan, eksistensi akan diikuti apresiasi. Kini, usaha maggotnya tidak hanya untuk kebutuhan pribadi tapi meluas dengan menjual kepada pembudidaya ikan lainnya.
Bahkan, Darjan, telah kontrak kerja dengan perusahaan yang mau menampung telur lalat BSF ini setiap harinya.
“Alhamdulillah untuk kontrak kerja dengan perusahaan bisa dapat Rp 12 juta per bulan, ditambah dari penjualan di luar itu, total bisa Rp 15 juta per bulan,” ujarnya.
Dalam menjalani usahanya, Darjan dibantu Ghasi, salah satu putranya. Ghasi menyampaikan, selain melayani penjualan telur lalat BSF dengan perusahaan, juga bermitra dengan pembudidaya maggot lain dengan melayani penjualan fresh maggot berumur 12 hari.
“Harga fresh maggot bervariasi antara Rp 4.000 – Rp 6.000 per kilogram, bergantung kualitas dan ukuran,” kata dia.