SERAYUNEWS – Kolaborasi menjadi kunci untuk menciptakan inovasi. Perpaduan antara fashion dengan seni lukis, menjadi tren seni tersendiri. Langkah itu yang kini tengah di lakukan Ari Nugroho, pegiat seni di Banyumas.
Menurut Ari, seni lukis di Banyumas sempat berada di fase kejayaan, khususnya di wilayah Sokaraja. Sayangnya, masa itu kini tinggal puing-puing kenangan. Ari menuangkan karyanya, pada bidang fashion melalui kaos atau tote bag lukis.
“Memilih kaos karena lebih simpel. Setiap orang bisa memakai dan menjadi kebanggaan. Sebuah fragmen yang mengangkat realitas, lebih memiliki konektivitas dengan khalayak,” kata Ari yang juga seorang jurnalis televisi ini
Lukisan yang sering dia angkat, tentang kearifan lokal masyarakat Banyumas. Ada kampung penderes, Ebeg, Lengger, hingga Kampung Batik di Mruyung Banyumas.
Pada seri Kampung Penderes, Ari menuangkan gambar aktivitas para penderes hingga suasana perkampungan. Bahkan lengkap dengan para ibu yang memasak gula di dapur.
“Tak sekedar menuangkan karya lukis, karya ini juga sekaligus sebagai harapan agar kesejahteraan para Penderes nira bisa terangkat,” katanya.
Media kaos berlukisan ini, sekaligus mengankat potensi Banyumas. Harapannya, bisa menjadi ikon dan identitas, sekaligus menjadi jalan kesejahteraan bagi warganya.
“Untuk fashionnya, juga memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi. Nah, inilah wujud kolaborasi,” kata dia.
Terobosan lain untuk mengangkat seni lukis di Banyumas, dia kolaborasikan dengan sektor wisata. Gebrakan itu dia lakukan bersama Banyumas Outbond Center (BOC). Pada setiap paket kegiatan outbond, dia menggandeng pelukis Sabariman Rubianto.
“Di saat client sedang berkegiatan, ada pelukis di pinggiran yang melukis wajah para peserta outbond. Hasilnya, menjadi merchandise. Ini upaya untuk mengangkat karya-karya pelukis lokal Banyumas yang sebenarnya sangat potensial,” katanya.