SERAYUNEWS–Konflik antara PKB dan PBNU semakin memanas beberapa waktu belakangan. Awalnya, yang memicu adalah pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Haji 2024 oleh DPR RI.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Status (Gus Yahya) menuding, langkah itu untuk menyerang adik kandungnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.
Kemudian, pembentukan Pansus Haji mendapat respon yang keras dari Gus Yahya. Pansus ini menurutnya tidak ada hubungan dengan ibadah haji.
“Kami melihat tidak ada yang bisa dijadikan alasan yang cukup untuk pansus ini, kemudian menimbulkan pertanyaan pada kita. Jangan-jangan ini masalah pribadi, jangan jangan,” kata Gus Yahya itu dalam konferensi pers usai rapat pleno NU di Jakarta pada Ahad, 29 Juli 2024
Kemudian, PBNU membentuk Tim Lima atau Panitia Khusus (Pansus) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sekretaris Jenderal PBNU Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan pansus ini bertujuan untuk meluruskan sejarah sekaligus mengembalikan PKB ke PBNU selaku pemilik sah.
Sementara itu, wakil Ketua Umum PKB Jazilul Faraid memberi respon bahwa Gus Ipul tak paham konstitusi dan tata kelola organisasi.
“Gus Ipul tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, bahkan enggak paham tata krama,” kata Jazilul di gedung DPR, Jakarta (30/7/2024).
Terbaru, Gus Yahya mengatakan bahwa hubungan PBNU dengan PKB seperti mobil dan pabrikan mobil. Jika pabrik mobil menemukan masalah di sistem mobil, pabrik akan melakukan penarikan atau recall untuk perbaikan.
“Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil, sudah dilempar ke pasar, sudah laku, ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. (Sehingga) ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” kata Gus Yahya melalui keterangan persnya, Sabtu (3/8/2024).
Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pun memberi respon. Menurutnya, ini adalah upaya penggembosan oleh Gus Yahya dan Gus Ipul. Kemudian, politisasi NU dan PKB oleh pihak-pihak tersebut tidak akan berhasil. Cak Imin menegaskan kader-kader PKB tetap solat.
“Omongan Yahya dan Saipul nggak laku. Yang rusak itu Yahya sama Saiful, kok PKB ditarik-tarik untuk ikut rusak, apa nggak semakin menurunkan tingkat kepercayaan pada PBNU?” kata Cak Imin lewat akun X resminya, Minggu (4/8/2024).
“Mempolitisir NU nggak laku kok lanjut mempolitisir PKB, emang siapa elu? Anda sopan kami segan, Kalau nggak sopan jangan ajak-ajak kite,” lanjut Cak Imin.
Menanggapi konflik ini, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa sejatinya PBNU dan PKB tidak memiliki hubungan struktural.
Namun, kedua organisasi ini terikat secara aspiratif, kultural, dan historis, di mana PKB terbentuk untuk menyalurkan aspirasi warga NU (Nahdliyin) dalam dunia politik.
“Jadi, sebenarnya hubungan PBNU dengan PKB itu hubungan aspiratif, hubungan kultural, dan hubungan historis. Tidak ada hubungan struktur al. Saling [berfokus] dengan tugas masing-masing, PBNU tetap pada pembangunan keumatan, PKB pada politik,” ungkap Wapres mengutip dari laman resmi waris.go.id (01/08/2024). ***(Kalingga Zaman)