
SERAYUNEWS – Lokawisata Baturraden di Kabupaten Banyumas kembali membuktikan diri sebagai destinasi favorit masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Meski terdampak kebijakan luar daerah, arus wisatawan tetap mengalir deras dengan total kunjungan mencapai sekitar 11 ribu orang dalam sepekan terakhir.
Lonjakan wisatawan diperkirakan masih akan berlanjut hingga Minggu sore, seiring kondisi cuaca yang relatif cerah dan mendukung aktivitas wisata keluarga.
Koordinator Lokawisata Baturraden, Agus Riyanto, menyebut cuaca menjadi faktor krusial yang memengaruhi angka kunjungan harian.
“Ini Alhamdulillah satu minggu kisaran angka 11.000 pengunjung. Masih kemungkinan bertambah sampai sore nanti. Kalau hari ini kisaran di angka 2.000-an karena cuaca mendukung, cerah,” kata Koordinator Lokawisata Baturraden, Agus Riyanto, Minggu (28/12/2025).
Ia menjelaskan, hujan yang turun lebih awal dalam beberapa hari sebelumnya membuat durasi kunjungan wisatawan menjadi lebih singkat.
“Dari kemarin sedih karena hujan terus. Jam 11 atau jam 12 sudah turun hujan. Jumat kemarin sampai 2.000 lebih karena cerah dari pagi sampai sore, Sabtu hujan juga jadi kita hanya dapat sekitar 1.800 pengunjung,” kata dia.
Untuk mengantisipasi cuaca yang cepat berubah, pengelola mendorong wisatawan agar datang lebih awal guna memaksimalkan waktu liburan.
“Harapannya wisatawan datang lebih awal, dari pagi sebelum jam 11 atau 12. Karena kalau dituruti, satu hari itu masih kurang untuk menikmati semua wahana di sini. Jangan khawatir soal kuliner, di sini sudah bermacam-macam dan harganya terjangkau,” ujarnya.
Meski masih menjadi magnet wisata, pengelola mengakui adanya penurunan tren kunjungan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kebijakan larangan study tour dari Jawa Barat dinilai memberi dampak signifikan.
“Kunjungan agak menurun tahun ini. Salah satunya karena kebijakan larangan study tour dari Jawa Barat. Padahal pasar kami selama ini memang dari sana, seperti Indramayu, Cirebon, Ciamis dan daerah lain,” kata Yanto.
Ia menyebut, kebijakan tersebut menyebabkan hilangnya sekitar 30 hingga 40 persen pangsa pasar sejak awal 2025.
Selain faktor kebijakan, menjamurnya destinasi wisata baru di kawasan Baturraden turut memecah konsentrasi wisatawan.
“Sekarang di kawasan Baturraden ada 38 obyek wisata, baik besar maupun kecil. Jadi ini bukan penurunan kawasan Baturraden, tapi kunjungannya terpecah. Lokawisata sekarang bukan jadi tujuan utama lagi karena banyak pilihan,” jelasnya.
Secara keseluruhan, total kunjungan wisata di kawasan Baturraden saat ini berada di kisaran 20 ribu orang, menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang bisa menembus 30 ribu pengunjung.
Dari sisi harga, pengelola tetap menjaga daya tarik dengan memberikan nilai tambah bagi wisatawan melalui paket tiket terjangkau.
“Dengan tiket Rp 25.000 sudah bisa menikmati kolam renang, waterboom, kolam air hangat, sepeda air, dan taman Sendang Mulia. Dulu itu semua berbayar, sekarang sudah free,” katanya.
Baturraden juga tetap lekat sebagai destinasi wisata nostalgia. Hal itu dirasakan Sumarni (47), pengunjung asal Banjarnegara yang datang bersama keluarganya.
“Sudah lama sekali tidak ke sini. Kayanya terakhir itu sekitar 10 tahun lalu. Jadi mengenang momen dahulu. Waktu kecil juga lumayan sering plesiran ke sini, terus sekolah juga study tournya ke sini. Itung-itung nostalgia sambil bawa anak,” kata dia.