SERAYUNEWS– Opening ceremony Olimpiade Paris pada Sabtu (27/7/2024) dini hari memang unik. Upacara pembukaan tidak berlangsung di stadion.
Akan tetapi, acara terselenggara di jantung kota, sepanjang jalur utama Sungai Seine. Para atlet melakukan parade dengan menaiki kapal.
Ada momen menarik, saat ada jeda di parade kontingen. Seorang musisi menyanyikan lagu kebangsaan Prancis. Lagu kebangsaan berjudul “La Marseillaise” itu mirip dengan lagu nasional yang berjudul “Dari Sabang sampai Merauke”.
“La Marseillaise” diciptakan oleh Claude Joseph Rouget de Lisle pada tahun 1792 dengan judul “Chant de guerre pour l’Armée du Rhin”. Dia membuat lagu ini setelah deklarasi perang antara Perancis dan Austria. Kemudian, La Marseillaise menjadi lagu kebangsaan untuk Première République pada tahun 1795.
Sepintas, kedua lagu tersebut memang memiliki kesamaan pada bait awal lagu, setidaknya pada dua birama awal.
Namun, pemenggalan kata dalam lirik dari kedua lagu tersebut berbeda. Dua birama awal “La Marseillaise” terdiri dari 17 suku kata, sementara “Dari Sabang Sampai Merauke” terdiri dari 16 suku kata.
“Allons enfant de la patrie, Le jour de gloire est arrivé,” bunyi dua baris awal lagu “La Marseillaise”.
“Dari Sabang sampai Merauke, berjajar pulau-pulau,” bunyi dua baris awal lagu “Dari Sabang sampai Merauke”.
Kemiripan kedua lagu tersebut tidak dapat disebut sebagai plagiasi. Secara detail, keduanya berbeda. Terlebih, kemiripan hanya ada dalam dua birama.
Selain “Dari Sabang sampai Merauke”, dua birama awal La Marseillaise juga ada dalam intro lagu All You Need Is Love dari The Beatles. Sebelum masuk bait pertama lagu, lagu yang rilis pada tahun 1967 itu menginpirasi melodi “La Marseillaise”.
Saat lagu kebangsaan Perancis diciptakan, negara itu sedang dalam masa kejaayaan karena keberhasilan menguasai Belanda. Pada saat bersamaan rakyat Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda.
Lagu “La Marseillaise” ini sangat populer, hingga saat itu orang memutar berkali-kali di radio, bahkan menyanyikan bersama-sama di mana saja.
Alhasil, konon lagu ini bisa terdengar dan sampai ke Indonesia melalui orang-orang Belanda yang saat itu berada dalam kuasa Perancis. Kemudian, “La Marseillase” menjadi inspirasi R Suharjo dalam menciptakan lagu “Dari Sabang sampai Merauke”.
Awalnya, lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” berjudul “Dari Barat ke Timur” tercipta ketika R Soerarjo merasa khawatir karena Jepang menutup seluruh sekolah yang ada. Hal tersebut mengakhiri karier mengajarnya sebagai guru di Nganjuk, Jawa Timur.
Saat Presiden Soekarno berpidato dalam rapat umum di Ujung Pandang (Makassar) tanggal 6 Mei 1963, dia meminta izin kepada pencipta lagu “Dari Barat ke Timur” untuk mengganti judulnya menjadi “Dari Sabang sampai Merauke”.
Saat itu, Indonesia sedang berjuang mengintegrasikan Papua Barat ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.***(Kalingga Zaman)