
SERAYUNEWS – Ada pemandangan yang berbeda di kawasan gedung Moro Purwokerto. Setelah pailit dan turun operasional, bangunan tempat pembelanjaan mangkrak.
Tak pernah ada aktivitas orang di sekitarnya. Bahkan di halaman depan sudah ditumbuhi semak belukar. Namun, sejak beberapa hari ini, terlihat sejumlah orang sedang beraktivitas membersihkannya.
Hal ini memancing pertanyaan masyarakat Kota Satria. Apakah akan kembali “hidup” sebagai pusat keramaian. Apalagi beberapa waktu lalu muncul berita, ada investor yang melirik gedung tersebut.
Kurator PT Bamas Satria Perkasa (BSP) Dalam Pailit, Aan Rohaeni, menyampaikan hingga saat ini belum ada penawaran pembelian yang disepakati.
“Pada prinsipnya kami tetap mengupayakan nomor satu penjualan,” katanya.
Aan menjelaskan, aktivitas yang kini tengah dilakukan, adalah pembersihan dan perapian, serta ada sedikit perbaikan.
Penyewa akan memanfaatkan gedung untuk acara Jateng Fair. Pihak penyewa itu tidak hanya membayar biaya sewa saja, tetapi juga bersedia melakukan peremajaan gedung.
“Ada penawaran, ada penyewa yang sewa untuk kegiatan Jateng Fair selama 3 bulan dari 20 Desember 2025 sampai 20 Maret 2026. Yang mana semua biaya dilakukan penyewa. Pembersihan dan peremajaan mau dicat, mau dijadikan pusat keramaian,” kata dia.
Aan menyambut baik akan hal itu. diharapkan menjadi momentum untuk kembali menghidupkan Moro yang dulu menjadi ikon pusat perbelanjaan terbesar di Purwokerto.
“Pada prinsipnya kami tidak ada yang namanya pembeli anak emas, siapapun yang berani membeli Moro lebih cepat dengan penawaran terbaik itu yang kami prioritaskan,” ujarnya.
Aan menambahkan, minat terhadap aset tersebut sebenarnya cukup tinggi, terutama dari kalangan pengusaha lokal. Namun dinamika ekonomi menjadi pertimbangan yang tidak bisa diabaikan.
“Penawaran sudah di bawah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Rp 205 miliar,” katanya.