“Pembangunan dan penataan PFC kami laksanakan secara bertahap. Kawasan ini merupakan penyangga perekonomian masyarakat. Oleh karena itu agar PKL bisa kembali eksis dan menggeliat, penataan perlu dilakukan,” kata Bupati Tiwi , Sabtu (3/4/2021).
Dia menuturkan, beberapa waktu lalu dia mengunjungi PFC. Menurutnya pemulihan ekonomi sudah mulai berlangsung.
“Kami mendengarkan aspirasi dari pedagang-pedagang yang ada di sana. Sudah mulai ramai dan PKL yang ada sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes),” ujarnya.
Bupati Tiwi berharap pembangunan dan penataan PFC bisa dilaksanakan secara maksimal dan menjawab kebutuhan PKL yang ada. PFC nantinya bisa dilengkapi dengan tenda permanen tapi tidak meninggalkan ciri khas PKL.
“Semoga pembangunan PFC untuk tahun ini bisa clear dan bisa dirasakan manfaatnya khususnya para pelaku ekonomi,” harapnya.
Seperti diketahui PFC merupakan lokasi baru untuk menampung PKL yang sebelumnya berjualan di kawasan alun-alun, Jalan Piere Tendean, dan kompleks GOR Goentoer Darjono. Total luas PFC 2647 meter persegi yang terbagi dalam dua lokasi. Masing-masing di sisi selatan GOR Goentoer Darjono seluas 1.490 meter persegi yang ditempati 369 PKL. Selain itu lokasi lain di sisi utara seluas 1.157 meter persegi untuk 42 PKL. Saat direlokasi pada 6 Januari 2020 PKL juga menerima bantuan dari Kementerian Perdagangan berupa 100 unit gerobag dagang, 50 unit cool box, dan 35 unit tenda ukuran 2X10 meter.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Johan Arifin dalam kesempatan terpisah mengatakan awal penempatan di PFC pada Januari 2020 lalu terdapat 369 pedagang yang berjualan di lokasi tersebut. Namun karena pandemi Covid-19, tinggal sekitar 200 pedagang yang masih menempati lapaknya untuk berjualan.
“Tahun 2021 penempatan kembali PKL di PFC Barat 34 pedagang. Rencana 2021 akan dilakukan pembangunan sisi timur dan barat, serta membangun Pojok Kopi di PFC barat sebagai etalase perkopian Purbalingga. Ini upaya untuk meramaikan PFC,” terangnya.