SERAYUNEWS- Sebanyak 500 ekor anak penyu (Tukik), dilepasliarkan di Pantai Sodong, Desa Karangbenda, Kabupaten Cilacap, Kamis (19/9/2024). Aksi ini sebagai upaya pelestarian terhadap satwa yang dilindungi.
Pelepasliaran ratusan Tukik jenis Penyu Lekang (Lepidochelys Olivacea) ini oleh jajaran Pertamina Patraniaga Regional Jawa Bagian Tengah. Kemudian Fuel Terminal Maos, BKSDA Jateng, Forkopimcam, pegiat lingkungan dan masyarakat setempat.
Ratusan Tukik ini merupakan hasil konservasi oleh Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja, Desa Karangbenda Adipala.
Ketua Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja, Jumawan mengatakan, sejak kelompoknya berdiri telah melepasliarkan ribuan tukik. Pada 2019 sebanyak 32 tukik, 2020 ada 142 tukik, 2021 sebanyak 410 tukik, 2022 ada 294 tukik, dan 2023 sebanyak 855 tukik.
“Sementara pada 2024, kami telah melepasliarkan 1.200 tukik, termasuk 500 tukik hari ini. Kami juga akan lepasliarkan lagi, Sabtu dan Minggu untuk kegiatan kunjungan siswa sekolah,” ujarnya.
Jumawan menambahkan, saat ini kesadaran masyarakat terhadap keberadaan satwa yang nyaris punah ini makin meningkat. Hal itu terlihat dari makin sedikitnya masyarakat yang mengonsumsi maupun memperjualbelikan telur penyu.
Menurutnya, masyarakat khususnya nelayan yang menemukan telur penyu, langsung melaporkan kepada Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja.
Selanjutnya telur-telur tersebut, akan masuk penetasan di tempat konservasi. Mereka akan lepasliar kembali saat umur 1-2 bulan.
Kepala Resor Konservasi Wilayah Cilacap, Balai Konsersevasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah, Wahyono Restanto mengatakan, kegiatan konservasi ini merupakan program kerja sama antara BKSDA Jateng dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, khususnya Fuel Terminal Maos.
Menurut dia, penyu merupakan satwa yang sudah langka, sehingga hal itu menjadi perhatian pemerintah.
Sepanjang pantai selatan Cilacap hingga Kebumen, merupakan habitat penyu lekang dengan tempat peneluran di pantai-pantai yang sepi dari aktivitas masyarakat.
“Sementara di sekitar Pantai Pasir Putih, Pulau Nusakambangan, Cilacap, juga jadi habitat penyu sisik dan penyu hijau. Bahkan untuk penyu sisik, status konservasinya sangat kritis,” ujarnya.
Fuel Terminal Manager Maos, Wisnu Eka Baskara mengatakan, pihaknya terlibat dalam kegiatan konservasi karena penyu sudah terancam punah.
“Kalau kita tidak ikut pelestarian, anak-cucu kita nanti belum tahu apakah bisa melihat penyu lagi apa enggak. Itu yang menjadi konsentrasi kami untuk terlibat aktif dalam konservasi penyu,” ujarnya.
Dalam konservasi, pihaknya bekerja sama dengan BKSDA Jateng. Karena kegiatan tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya izin dari pihak terkait.
Terkait dengan hal itu, pihaknya sudah melanjutkan kerja sama dengan BKSDA Jateng untuk jangka waktu lima tahun ke depan dan saat ini sedang berproses.
“Itu untuk memastikan konservasi ini berjalan sampai semakin banyak orang yang sadar pentingnya penyelamatan penyu, khususnya di Kabupaten Cilacap,” ujarnya.