
SERAYUNEWS-Longsor Pandanarum masih menjadi perhatian serius pemerintah, dari hasil pencarian, tim gabungan berhasil menemukan dua korban longsor, satu korban ditemukan meninggal dunia. Sementara, satu lainnya meninggal saat mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Dua korban yang ditemukan yakni Lewih (40) yang meninggal dunia di rumah sakit, dan Esiah (22) ditemukan meninggal dunia akibat tertimbun longsoran. Sementara 27 orang lainnya dilaporkan hilang, dan 34 orang masih dalam proses evakuasi karena terjebak di hutan saat terjadi bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aji Piluroso, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Raib Sekhudin, mengatakan, untuk saat ini jumlah sementara pengungsi akibat terjadinya tanah longsor di Pandanarum mencapai 823 jiwa yang tersebar di 3 titik pengungsian.
“Untuk rumah terdampak sementara ada 30 rumah, dan kami masih melakukan pendataan. Untuk pengungsi ada di tiga titik, yakni kantor Kecamatan Pandanarum, Gedung Haji Pringamba, dan GOR Desa Beji,” ujarnya.
Menurutnya, hingga saat ini, tim gabungan bersama instansi terkait masih terus melakukan evakuasi warga yang terjebak di perkebunan. Termasuk melaksanakan asesmen dan pendataan dampak bencana, serta pendirian pos lapangan yang dilengkapi dengan dapur umum, serta tenda pengungsian di Kantor Kecamatan Pandanarum.
Seperti diketahui, terkait dengan adanya longsor Pandanarum, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara sudah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, kondisi ini menjadi tindak lanjut dari keputusan bupati sebelumnya terkait Penetapan Status Siaga Darurat Bencana di Banjarnegara sesuai dengan SK Nomor : 300.2/871/TAHUN 2025.
Bupati Banjarnegara dr. Amalia Desiana mengatakan keputusan tersebut diambil usai rapat koordinasi bersama Forkopimda terkait penanganan longsor Pandanarum di Kantor Kecamatan Pandanarum pada Minggu malam.
“Kami sudah melakukan rapat dengan Forkopimda untuk menetapkan status tanggap darurat bencana untuk longsor Pandanarum ini. Masa tanggap bencana berlaku selama 14 hari,” katanya.