
SERAYUNEWS-Jumlah pengungsi akibat longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara terus bertambah. Lebih dari 30 rumah rusak berat dan hingga Senin (17/11/2025) tercatat 823 jiwa mengungsi di tiga titik pengungsian. Kondisi ini membuat sejumlah kebutuhan logistik mendesak semakin menipis.
Humas PMI Banjarnegara, Alwan Rifai, menyampaikan bahwa angka pengungsi masih berpotensi meningkat karena pergerakan tanah masih terjadi di lokasi bencana. Selain itu, sebagian warga juga masih berada di kebun dan hutan pada saat longsor terjadi.
“Jumlah pengungsi kemungkinan bertambah karena tanah masih bergerak. Kebutuhan mendesak saat ini meliputi selimut, tikar, matras, bahan dapur umum, lauk pauk, bumbu, air mineral, gas, susu, dan pakaian anak,” jelasnya.
PMI Banjarnegara mengimbau masyarakat untuk tidak menyalurkan pakaian layak pakai, karena stok pakaian bagi pengungsi dinilai masih aman. Saat ini prioritas utama adalah kebutuhan logistik dan dapur umum.
Selain itu, dia juga meminta bantuan untuk korban, para donatur untuk tidak langsung mendatangi lokasi, sebab hal ini akan menyebabkan kemacetan arus lalu lintas, terlebih saat ini masih dilakukan proses evakuasi korban yang terjebak di hutan dan kebun di sekitar lokasi longsor.
“Untuk bantan sebaiknya disalurkan melalui PMI, BPBD, maupun Dinas Sosial Kabupaten Banjarnegara,” katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari sebagai langkah percepatan penanganan. Keputusan ini diambil Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, melalui rapat koordinasi bersama Forkopimda di Kantor Kecamatan Pandanarum, Minggu malam.
“Kami menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari untuk mempercepat penanganan bencana dan pemenuhan kebutuhan warga terdampak,” kata Bupati.
Selain menimbulkan ratusan pengungsi, longsor Pandanarum juga merusak sedikitnya 30 rumah warga dan memaksa mereka mencari tempat aman di pos-pos pengungsian yang telah disiapkan pemerintah.