SERAYUNEWS- Kegiatan tradisi di Bulan Suro, masih terus lestari di sekitar kita. Tradisi tahunan ini merupakan warisan leluhur, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada pendahulu. Selain itu, juga ajang mempererat kerukunan dan gotong royong antar warga.
Sejumlah mahasiswa UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto pun tak canggung berbaur dengan masyarakat dalam tradiri Suro ini. Seperti yang terlaksana di Desa Somawangi Mandiraja Banjarnegara, Jumat (12/7/2024) lalu.
Bertepatan dengan Jumat Kliwon Suro, para mahasiswa yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Angkatan 54, turut serta dalam rangkaian kegiatan. Hal ini sebagai wujud kepedulian terhadap pelestarian kebudayaan lokal.
Acara berlangsung di Petilasan Ki Rampak Baya Wareng atau Petilasan Santri Landep. Camat Mandiraja, Kades Somawangi dan Juru Kunci Pertapan, hadir dalam kegiatan tersebut.
Para warga masyarakat sekitar, berbondong-bondong membawa tumpeng, duduk bersama, kemudian berdoa bersama di Petilasan Eyang Rumpak Baya Wareng. Rampak Baya Wareng sendiri merupakan pendiri Desa Somawangi pada zaman Mataram.
“Tradisi Suro ini warisan leluhur, sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada leluhur, serta mempererat kerukunan dan gotong royong antarwarga,” ungkap Dimas Indianto S, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Desa Somawangi, Senin (15/7/2024).
Para mahasiswa KKN UIN Saizu, memang harus selalu membaur dengan masyarakat dan peduli terhadap kebudayaan lokal. Adanya tradisi Sura ini harus dikenalkan kepada generasi muda. Karena banyak pelajaran penting dari peninggalan leluhur.
“Acara seperti ini juga napak tilas para pepunden desa yang juga masih mempunyai hubungan dengan Mataram Islam,” terang Dosen UIN Saizu Purwokerto yang juga Abdidalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat ini.
Camat Mandiraja, Anang Sutanto menyampaikan, tradisi Suro ini harus terus lestari sebagai bentuk rasa syukur terhadap leluhur. Dia juga mendorong agar acara ini berkembang, karena memiliki nilai budaya yang tinggi.
“Tidak semua desa dan kecamatan punya ritual seperti ini. Yang jelas ini wujud syukur dan untuk bergotong royong,” ujar Anang.
Radin, Juru Kunci Petilasan Santri Landep Desa Somawangi menjelaskan, tradisi Suro di Dusun Kalipacet ini merupakan agenda rutin setiap Bulan Suro. Tempat ini dulunya menjadi lokasi seorang sepuh dari Solo, bertapa di ujung sebilah keris.
“Beliau berkata, suatu saat di rejaning jaman tempat ini di namai ‘Santri Landep’,” ujarnya.