SERAYUNEWS- Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan nama kecil di kanal YouTube Mahfud Md. Kenapa kemudian meminta maaf dan menjadi perhatian publik?
Padahal tak hanya Jokowi yang berganti nama, ada presiden Indonesia lain yang juga melakukannya.
Mahfud dalam konten tersebut menyatakan Prabowo tak akan mendapat warisan protes yang ditujukan pada Jokowi kini.
“Enggak menurut saya opini publik ke Pak Prabowo welcome ini kan yang dikejar Pak Mulyono aja di mana-mana enggak ada yang berteriak Prabowo, (Maksudnya) Pak Jokowi, maaf-maaf ini nama Pak Jokowi kan aslinya Mulyono,” ralatnya.
Potongan video di akun X @jhonsitorus_18 pada tanggal 28 Agustus 2024 itu sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
Dalam buku “Jokowi Menuju Cahaya” karya Alberthiene Endah yang terbit pada 2019. Tertulis Jokowi lahir di Rumah Sakit Brayat Minulya, Surakarta, Jawa Tengah, pada 21 Juni 1961. Orang tuanya, Widjiatno Notomihardjo dan Sudjitami, menamai Mulyono.
Karena sering sakit-sakitan, sesuai kepercayaan masyarakat Jawa, nama Mulyono berganti menjadi Joko Widodo. Setelah ganti nama, Joko Widodo tidak lagi sakit-sakitan.
“Maka, nama Mulyono kemudian diganti dengan Joko Widodo. Boleh tidak percaya, saya kemudian tumbuh sehat. Itu misteri,” kata Jokowi Seperti tertulis di buku itu.
Serupa dengan Jokowi, Presiden pertama Indonesia, Sukarno juga pernah berganti nama. Ayahnya Raden Soekemi memberi nama Sukarno kecil, Kusno Sosrodihardjo.
Keadaan Soekarno kecil yang seringkali terserang penyakit mulai dari malaria, disentri, dan tikus, membuat sang ayah memutuskan untuk mengganti nama.
Dengan alasan berbeda, Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie awalnya lebih kerap disapa dengan nama panggilan Rudi baik oleh keluarga maupun teman-temannya.
Sampai suatu ketika guru ngaji yang biasa dipanggil Kapten Arab memberi nama Habibie untuk Rudi, dan sejak itu menjadi nama yang kita kenal sekarang.
Presiden Indonesia ke-4, Gus Dur juga berganti nama. Awalnya mendapat nama Abdurrahman Addakhil yang berarti Sang Penakluk, tetapi nama ini tidak begitu terkenal di lingkungannya. Oleh karena itu, namanya berubah menjadi Wahid. Kemudian, namanya menjadi Abdurrahman Wahid.
Lantas, ada apa dengan Mulyono? Kenapa ketika menyebut nama ini seolah sedang mengolok-olok?***(Kalingga Zaman)