PT. Unilever Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang pemasaran dan distribusi dalam bidang fast moving consumer goods (FMCG). FMCG adalah barang konsumen yang bergerak cepat, dimana barang dapat terjual secara cepat dan harga relatif murah. Salah satu contoh FMCG adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari. Untuk mendukung perusahaan FMCG dalam memenuhi kebutuhan konsumen, dibutuhkan proses pengelolahan rantai pasok yang baik di perusahaan tersebut, kegiatan ini dikenal sebagai supply chain management (SCM).
Manajemen rantai pasok atau SCM merupakan manajemen dari jaringan bisnis mulai dari proses produksi, barang jadi atau setengah jadi sampai barang atau jasa dapat didistribusikan ke konsumen. SCM memeliki keterkaitan dengan produsen, supplier, dan distributor, sehingga perlu menjalin hubungan yang baik dengan mereka agar dapat memperlancar kinerja perusahaan dan dapat membuat perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Tujuan dari penerapan manajemen rantai pasok pada perusahaan untuk meningkatkan produktifitas atau kinerja karyawan di perusahaan menjadi lebih optimal dalam hal waktu yang sangat berarti untuk perusahaan. Secara umum, penerapan dari manajemen rantai pasok dalam perusahaan akan memberikan manfaat seperti kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan aset yang semakin tinggi, peningkatan labar, dan perusahaan akan semakin besar.
Manajemen rantai pasok memiliki tantangan sendiri yang harus dihadapi oleh perusahaan-perusahaan di industri FMCG, salah satunya PT. Unilever Indonesia. Sebagai pemain besar dalam industri tersebut, PT. Unilever Indonesia mengembangkan kelola rantai pasok mereka untuk beradaptasi dengan permintaan pasar yang berkembang dengan mempertahankan prinsip-prinsip yang berada dalam perusahaan tersebut. Manajemen rantai pasok milik PT. Unilever Indonesia dinamai dengan agricultural supply, karena hubungan kerja sama antara Unilever dengan para petani lokal yang menjadi pemasok dari bahan baku untuk produk PT. Unilever Indonesia.
Pengelolaan manajemen rantai pasok juga tidak luput dari skala ekonomi, dimana hal tersebut biasanya menyebabkan rata-rata dana produksi untuk suatu barang akan menurun ketika jumlah output yang diproduksi mengalami peingkatan. Untuk mengelola hal tersebut, PT. Unilever Indonesia melakukan metode smart pricing dan menerapkan pemberian harga yang berbeda dengan diferensiasi produk, dimana produk-produk tertentu diberikan harga sama namun dengan volume yang berbeda. Cara tersebut dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia untuk mengelola skala ekonomi dan profit perusahaan.
Integrasi rantai pasok merupakan integrasi dari supplier, pabrik, gudang, depo dan retailer. PT. Unilever Indonesia menetapkan jika dari supplier hingga warehouse menerapkan push strategy, sedangkan dari warehouse menuju retailer menggunakan pull strategy. Penerapan dari strategi tersebut dilakukan PT. Unilever Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang banyak, sehingga dengan push strategy, proses dalam produksi akan memproduksi jumlah produk pada tingkatan tertentu lalu produk tersebut nantinya dipindahkan menuju warehouse, setelah itu dikirimkan jumlah produk sesuai yang dibutuhkan oleh konsumen (pull). Gabungan dua metode ini menyebabkan kemungkinan untuk stockout sangat kecil, karena dengan push strategi menyebabkan jumlah persediaan di warehouse lebih banyak, dan dengan menggunakan pull menyebabkan jumlah persediaan di depo lebih sedikit (biaya simpan murah), tetapi apabila depo membutuhkan jumlah lebih, warehouse dapat langsung menyediakannya tanpa menunggu proses produksi lagi. Implementasi integrasi sistem rantai pasok dengan kombinasi dua metode ini dapat meningkatkan efisiensi pengunaan sumber daya dan tenaga kerja, dikarenakan menekan pemborosan persediaan berlebih di retail maupun depo dan memberdayakan material semaksimal yang bisa dilakukan, sehingga Integrasi kedua metode ini meningkatkan efisiensi dari rantai pasok Unilever itu sendiri.
Pengendalian inventori ini merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen rantai pasok. Pengendalian ini sangat menentukan ketersediaan barang untuk pelanggan akhir. Ada metode yang digunakan oleh PT. Unilever Indonesia dalam mengelola pengealian inentori di rantai pasoknya. Metode tersebut disebut dengan echelon inventory, yaitu metode yang menggambarkan jika tingkat dari ketersediaan tidak dilihat secara independen dari tiap mata rantai, namun secara keseluruhan dari tahap rantai pasok.
Strategi distribusi yang digunakan PT. Unilever Indonesia adalah Traditional Warehousing – Cross Docking Distribution. Proses pengiriman produk oleh PT. Unilever Indonesia adalah dengan menggunakan transportasi darat, laut, dan udara. Model dari traditional warehousing yang digunakan oleh PT. Unilever Indonesia adalah centralized model, karena pusat distribusi untuk setiap daerah terletak di titik tertentu baru menuju tempat destinasi untuk retailer.