SERAYUNEWS – Sejumlah warga dan pedagang UMKM kebondalem yang mengatasnamakan “Masyarakat Peduli Kebondalem” memasang banner di sejumlah titik strategis di kawasan Kebondalem, Purwokerto, Kamis (15/05/2024).
Hal itu sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemkab Banyumas, terkait sterilisasi kawasan Kebondalem.
“Ini tanah sudah kembali ke pemerintah Banyumas, ini harus steril semua, adil semuanya, tidak pilih-pilih tanpa kecuali,” kata Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Kebondalem, Sigit Priyono, Kamis sore.
Ketidakadilan itu menurut Sigit, ada pedagang yang sudah tidak boleh berjualan, tetapi ada juga yang masih tetep berjualan. Termasuk lahan untuk parkiran sebuah perusahaan.
“Itu juga ada parkiran yang harus steril, itu masih beroperasi. Harusnya kan steril semua,” ucapnya.
Menurut Sigit, total ruko yang masuk dalam aset Kebondalem saat ini ada 103 ruko. Beberapa di antaranya masih beroperasi. Begitu juga dengan pedagang UMKM, seperti Sarinah yang masih tetep saja buka.
“Total yang ruko itu ada 103, itu harus steril semua dan lelang ulang semua. UMKM juga masih ada yang beroperasi, Sarinah juga masih beroperasi,” kata dia.
Sigit menambahkan, nantinya ketika pemkab akan membangun kembali bersama investor, dia meminta untuk ada lelang ulang dan transparan.
“Steril semuanya, dan kita dari masyarakat minta lelang ulang semua dengan transparan,” kata dia.
Pedagang mengungkapkan keluhan tentang bagaimana sebagian pedagang di Kebondalem justru merasa dirugikan. Sementara yang lain tidak mendapat perlakuan yang sama.
“Awalnya itu kembali jadi aset ke Pemda Banyumas, kami mendukung. Cuma kalau memang bahasanya harus steril, ya semuanya kosong. Serentak, jangan tebang pilih,” kata Seorang PKL Koki Gendut, R Hendro Suharcaryo.
Adanya hal tersebut, dia sudah berusaha untuk melakukan komunikasi dengan Disperindag Kabupaten Banyumas. Tak hanya itu, dia juga membuat surat terbuka kepada Bupati Banyumas, untuk melakukan tindak lanjut.
“Saya dapat saran dari dinas untuk pindah di depan KUA. Kemudian saya tanya ke Satpol PP, malah tidak boleh karena jalannya sempit,” katanya.
Hendro menambahkan, jika pun dapat kesempatan untuk tetap jualan, meski harus geser dari lokasi lapak sebelumnya.
“Pokoknya sterilkan saja dulu secara total. Baru nanti arahnya kemana akan lebih jelas,” kata dia.