Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) Bacth IV berakhir. Namun, sebagaimana disampaikan para mentor GWPP, bahwa akhir program GWPP Bacth IV ini dibarengi dengan lahirnya kembali jurnalis-jurnalis pendidikan.
Purwokerto, serayunews.com
Dalam sesi evaluasi akhir GWPP, mentor Frans Surdiasis menyampaikan, setiap akhir adalah permulaan. Sehingga, berakhirnya program GWPP Bacth IV ini merupakan awal kelahiran kembali para wartawan yang mempunyai visi di dunia pendidikan. Setelah tiga bulan menjalani penyegaran, dengan berbagai materi seputar pendidikan serta peningkatan teknis penulisan, diharapkan peserta GWPP mampu memaknai pendidikan dengan lebih luas.
“Pada awalnya mungkin motivasi peserta mengikuti program ini berbeda-beda, namun setelah tiga bulan berinteraksi, menyamakan visi tentang pendidikan, maka barisan wartawan ini diharapkan mampu mengambil peran lebih untuk perbaikan dunia pendidikan,” jelasnya.
Hal senada juga disampaikan mentor Muhammad Nasir. Wartawan senior ini mengungkapkan, kemampuan peserta dalam menarik serta mengembangkan isu pendidikan sudah digembleng selama tiga bulan, sehingga seharusnya mampu melahirkan berita-berita pedidikan yang lebih berwarna.
“Pendidikan itu tema dunia, jadi wartawan pendidikan harus militan. Banyak hal yang bisa ditarik menjadi berita pendidikan, melokalkan isu pendidikan ataupun sebaliknya menasionalkan isu pendidikan. Pembekalan serta praktek sudah diberikan dan pada akhirnya pilihan selanjutnya ada di tangan wartawan, apakah akan konsisten mengarusutamakan isu pendidikan atau tidak,” ungkapnya.
Mentor Haryo Prasetyo lebih menyoroti pada kesalahan-kesalahan teknis penulisan yang sudah banyak berkurang di ujung program GWPP ini. Menurutnya, typo harus dibersihkan dan peningkatan kualitas serta kuantitas penulisan berita pedidikan harus signifikan.
Selama program berjalan, semangat para peserta GWPP Bacth IV ini juga memberikan feedback positif bagi para mentor.Haryo berharap, silaturahmi wartawan dengan dunia pendidikan tetap terjaga pasca program berakhir.
Pada akhir evaluasi, Direktur GWPP, Nurkholis Basyari menyampaikan, persoalan disiplin masih mengemuka di kalangan para peserta. Namun, menjelang bulan terakhir, kedisiplinan peserta semakin meningkat. Nurkholis berpesan, agar para peserta bisa menjadi wartawan yang profesional dan beretika, sebab hal itulah yang membedakan profesi wartawan dengan profesi lainnya.
“Wartawan ini merupakan profesi yang diikat oleh kaidah serta kode etik jurnalistik, sehingga profesionalitas itu mutlak harus dijaga,” pesannya.
Sesi Curhat
Evaluasi terakhir kemarin, juga menjadi ajang curhat para peserta bersama para mentor. Salah satu peserta, Kristina dari detikcom menyampaikan ucapan terima kasih sudah mendapat kesempatan untuk bergabung di GWPP. Ia yang mengaku belum lama menjadi wartawan, mendapat banyak pengalaman berharga selama program berlangsung.
“Terus terang saya baru pertama menulis indepth saat mendapat tugas di GWPP ini dan hal tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga. Awalnya saya membayangkan betapa sulitnya merangkai pernyataan dari beberapa narasumber menjadi satu tulisan, tetapi berkat mentoring yang terus-menerus, tugas tersebut bisa saya selesaikan,” ucapnya.
Hal berbeda disampaikan Retno dari Jawa Pos. Ia mengaku kesulitan memenuhi kuota berita yang ditugaskan, karena faktor teknis dari medianya, yaitu terkait kebijakan lokalitas berita.
Pada akhir sesi evaluasi, para mentor kembali mengingatkan visi-misi GWPP untuk mengarusutamakan isu pendidikan. Sehingga meskipun program sudah berakhir, namun para alumni GWPP diharapkan tetap berkomitmen untuk mengangkat tema pendidikan.