Mayoritas SDM (sumber daya manusia) pada zaman ini sangat tergantung pada peralatan-peralatan canggih dan produk-produk cepat saji dan sehat dalam menghadapi dan bertahan di masa pandemi covid-19. Pergaulan dan gaya hidup pun semakin berubah dengan banyaknya aktivitas di dalam rumah, pembatasan ruang publik, dan dilarang berkerumun. Sementara itu, roda perekonomian kita harus tetap berjalan agar bisa bertahan di tengah-tengah masa pandemi ini.
Sehingga kita memerlukan SDM yang memiiki intelektual tinggi, kreatif, inovatif, serta penuh daya saing tinggi. Namun juga perlu diingat, bahwa semakin canggih zaman dan semakin tinggi SDM bisa memicu konflik horisontal yang tinggi pula. Bahkan bisa sampai ke titik kejahatan cyber crime.
Kejahatan ini yang marak sekarang adalah penyebaran berita fitnah atau hoax di media sosial, propaganda, penipuan, dan teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kejahatan-kejahatan yang para pelaku lakukan semata-mata karena adanya kebutuhan hidup dan persaingan yang tinggi. Maka, untuk itu perlu adanya keseimbangan antara SDM, perkembangan zaman, dan budaya pendidikan karakter manusianya.
Melihat fenomena tersebut, kita sedini mungkin bisa mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dan benar-benar dibutuhkan serta diwujudkan di masa depan. Berikut ini penjelasan karakter SDM yang seharusnya kita miiki di masa yang akan datang, yaitu:
Pertama, jiwa kompetitif yang unggul harus diwujudkan sekarang adalah orang yang mau bersaing dan mengubah dirinya menjadi personal branding. Konsep personal branding adalah cara memproses perubahan diri kalian yang unik dan berbeda dari yang lain, bukan saja menjadi yang terbaik maupun terpintar namun ada nilai kelebihan yang khas.
Membangun personal branding untuk SDM kita pastinya perlu proses belajar yang cukup lama. Belajar adaptasi yang berat untuk menyesuaikan harapan perusahaan atau industri terhadap kemampuan diri. Apalagi saat seseorang baru saja lulus dari perguruan tinggi. Hal ini membuat dirinya banyak belajar secara mandiri dalam menghadapi masalah yang belum ia pelajari sebelumnya. Personal Branding bisa dilakukan di dunia nyata mauapun di dunia maya.
Salah satu contoh figur personal branding di dunia nyata yaitu pembuat pesawat dan mantan presiden kita, yaitu Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng dan seorang pengusaha sukses, mantan Menko Perekonomian Indonesia, Bos CT Corp, yaitu Prof. drg. Chairul Tanjung, M.B.A. Beliau berdua merupakan salah satu SDM yang patut kita jadikan teladan dalam berkarya dan bersaing di dalam negeri ataupun di luar negeri.
Selain personal branding di dunia nyata, ternyata personal branding di dunia maya tak kalah penting. Selain itu, Konsultan Senior Korn Ferry Indonesia Yanuar Kurniawan (Alumni Accounting-IUP 2006) menjelaskan bahwa aspek media sosial saat ini sangat menjadi pertimbangan bagi para perekrut SDM baru di setiap perusahaan atau industri. Salah dalam melakukan personal branding di dunia maya bisa merusak citra diri di dunia nyata. Salah satu cara agar kita bisa menjadi personal branding di dunia maya yaitu jadilah seorang youtubers, selebrgram, dan lain sebagainya. Jenis pekerjaan ini akan meningkatkan mutu SDM kita agar lebih kompetitif.
Kedua, kreatif dan inovatif dalam bidang teknologi digital pendidikan perlu diwujudkan untuk Indonesia, yaitu seseorang yang memiliki ide atau gagasan dalam membuat sistem atau penemuan aplikasi terbaru setiap saat. Hal ini ditujukan untuk percepatan kualitas pendidikan yang merata dan efisien.
Salah satu cara belajar menjadi SDM yang kreatif dan inovatif adalah dengan cara pembinaan SDM secara berkesinambungan melalui re skiling dan up skiling untuk angkatan kerja kita. Tujuannya adalah untuk mencapai standar kompetitif nasional yang baik. SDM yang inovatif dan kreatif akan menumbuhkan selera bekarya dan daya intelligent yang tinggi. Sehingga karya-karya inovatif untuk pembaharuan teknologi dan kemajuan Indonesia bisa tercapai.
Ketiga, pendidikan karakter yang harus diwujudkan dan dibudayakan oleh SDM kita adalah pendidikan karakter yang humanis dan religius serta berbudi pekerti luhur. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas penyampaian program dan kegiatan di bidang PMK, 31 Oktober 2019 silam di Kantor Kepresidenan. Beliau mengatakan harus ada perubahan kurikulum pendidikan bermuatan budi pekerti, sopan santun, dan pendidikan moral Pancasila.
Presiden Jokowi menginginkan reformasi besar-besaran di kementrian pendidikan dan kebudayaan dalam hal kurikulum yang fleksibel tidak kaku sesuai perubahan ilmu pengetahuan dunia. Cara menumbuhkan karakter seseorang yaitu, mereka harus melalui tahapan pendidikan formal dan non formal. Menurut tokoh pendidikan karakter, yaitu Thomas Lickona (1991), pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral yang memiliki tujuan yaitu untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri ke arah hidup yang lebih baik.
Penulis :
Lukman Leksono, S.Pd., M.Pd.
(Dosen Bahasa Indonesia IT Telkom Purwokerto)