SERAYUNEWS– Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) meminta para pelajar SMK Negeri 1 Kutasari untuk tidak melakukan bullying ataupun kekerasan seksual. Selain dapat mencoreng nama baik sekolah dan kabupaten, tindakan pidana tersebut juga menghancurkan masa depan.
“Kalau sudah masuk ke dalam bui, masa depan kita ini hancur. Jadi jangan pernah menyia-nyiakan masa depan dengan melakukan bullying, karena yang kecewa tidak hanya diri kita tapi orang tua kita,” kata Bupati Tiwi dalam kegiatan Bupati Mengajar di SMKN 1 Kutasari, Rabu (25/10/2023).
Bupati Tiwi mengingatkan, kasus bullying kerap terjadi di sekolah, biasanya terjadi karena rasa senioritas kakak kelas kepada adik kelas. Bisa juga terhadap teman yang dianggap lemah.
“Hati-hati terhadap kegiatan kekerasan fisik dan kekerasan nonfisik, bullying, karena bisa menyebabkan korban jiwa. Jadi tidak sedikit anak-anak korban bullying ini bunuh diri, karena depresi, karena merasa di dunia ini sendirian,” katanya.
Termasuk dengan kasus kekerasan seksual, baik oleh guru maupun sesama siswa. Banyak yang tidak menyadari bahwa kekerasan ini adalah tindak pidana. “Jangan sampai sekolah kita viral oleh sesuatu yang tidak membanggakan, virallah karena prestasi,” lanjutnya.
Bupati Tiwi berpesan agar para pelajar SMKN 1 Kutasari ini tetap menjaga nama baik sekolahnya, nama baik Kabupaten Purbalingga dan nama baik keluarganya dengan tidak melakukan tindakan kriminal bullying dan kekerasan seksual. Bupati berharap agar Tim Pencegahan Penanganan Kekerasan (TPPK) dan Satgasnya yang sudah dibentuk di SMKN 1 Kutasari ini bisa berperan efektif dalam mencegah kasus kekerasan.
“Jadi kalau kalau ingin jadi orang sukses, selama masih punya orangtua hargai mereka, sayangi mereka, bahagiakan mereka. Apalagi yang namanya ibu itu doanya akan menghantarkan kita sampai puncak kesuksesan,” imbuhnya.