SERAYUNEWS – Mahasiswa Internasional Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), ternyata ada yang tertarik dengan kesenian Macapat. Selain memperdalam budaya Jawa, melalui Macapat juga mereka belajar penekanan pengucapan kata.
Abdalrahim Agadouf, mahasiswa asal Sudan mengaku, belajar Macapat merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya. Budaya Jawa ternyata memiliki kekayaan bahasa, serta keindahannya.
“Belajar Macapat membawa saya lebih dekat dengan keindahan bahasa dan budaya Jawa. Ini pengalaman yang sangat berharga, untuk dibawa pulang ke negara saya,” katanya, Selasa (05/12/2023).
Di sela-sela jadwal kuliah, 3 mahasiswa asing belajar bersama dosen pembimbing, Pratik Hari Yuwono SSn MA. Dia menjelaskan, Macapat merupakan jenis tembang atau puisi dalam bahasa Jawa.
Warisan budaya tak benda ini, memiliki keindahan bahasa dan pesan mendalam yang terkandung dalam setiap baitnya.
“Ini memberikan pengalaman budaya yang tak terlupakan, saat mereka terlibat dalam pembelajaran. Apa lagi ini salah satu warisan sastra Jawa yang kaya makna,” katanya.
Mereka melihat lebih dekat dan masuk lebih dalam, perjalanan sejarah panjang Macapat. Mereka mengeksplorasi bagaimana budaya ini menjadi bagian integral dari tradisi sastra Jawa, hingga memahami konteksnya dalam pertunjukan seni dan kehidupan sehari-hari.
“Selain untuk mengenal budaya Indonesia, juga untuk melatih pronounciation bahasa Indonesia melalui tembang,” kata Pratik.
Lebih lanjut ia mengatakan, program tersebut bukan hanya tentang memahami Macapat sebagai karya sastra. Tetapi juga sebagai sarana, mendalami Bahasa.
Mahasiswa internasional di ajak untuk menangkap makna setiap kata, merasakan irama, dan menggali nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalam baitnya.
“Pembelajaran Macapat di UMP, bukan hanya sekadar kegiatan akademis. Tetapi juga pengalaman lintas budaya yang memberikan wawasan mendalam, tentang kekayaan budaya Indonesia. Mahasiswa internasional merasakan kehangatan dan kebijaksanaan yang terkandung dalam setiap bait,” kata dia.
Lebih lanjut Pratik menyampaikan, mahasiswa internasional itu belajar langsung menciptakan irama dan harmoni. Di mana itu menggambarkan keberagaman budaya, memperkaya pengalaman belajar mereka.
“Tidak hanya berhenti pada pembelajaran di dalam kelas, mahasiswa internasional juga kita kenalkan bagaimana Macapat menjadi bagian dari kehidupan kampus. Mereka dapat menyaksikan pertunjukan wayang dan pentas karawitan, menghadirkan kekayaan seni tradisional Jawa,” kata dia.