SERAYUNEWS – Desa Wirasaba, merupakan salah-satu desa yang ada di Kecamatan Bukateja Purbalingga yang konon memiliki cerita mitos yang menarik dari masa lalu.
Melansir sejarah Babad Banyumasan, kisah ini hingga kini tidak masih belum diketahui keberadaanya.
Kisah tersebut konon lestari oleh Bapak Madmarta yang memiliki catatan tersebut.
Di Desa Wirasaba, terdapat makam keluarga Djayadiwangsa, yang konon merupakan keturunan Adipati Wirasaba dan memiliki kaitan dengan sejarah kerajaan Pajang/Mataram.
Kisah menarik ini bermula dari Adipati Wirasaba Wargatuma I yang mengawinkan puterinya, Rara Sukartiyah, dengan Bagus Sukra.
Namun, rumah tangga keduanya tidak bahagia karena sang puteri menolak menjadi seorang istri.
Ketika puteri itu diberikan sebagai selir untuk Sultan Pajang R. Hadiwijaya, muncul perselisihan antara Ki Gede Banyureka (ayah Bagus Sukra) dan Adipati Wirasaba.
Perselisihan ini membuat Sultan murka, dan ia memerintahkan pembunuhan Adipati Wirasaba.
Namun, keputusan tersebut dibatalkan ketika Rara Sukartiyah mengakui bahwa ia memang menjadi istri Bagus Sukra, tetapi belum pernah melaksanakan kewajiban seorang istri.
Sultan menyadari kesalahannya dan membatalkan hukuman mati.
Sayangnya, Adipati Wirasaba tak dapat bertahan lama karena ia tewas ditusuk prajurit Pajang.
Sebelum meninggal, ia memberikan pesan penting agar orang-orang Banyumas tidak melakukan beberapa hal tertentu untuk menghindari malapetaka.
Pesan ini menjadi kepercayaan turun-temurun di masyarakat.
Meskipun kepercayaan tersebut semakin pudar seiring dengan kesadaran akan persatuan dan pembangunan nasional, cerita mitos di balik Desa Wirasaba tetap menarik untuk diungkap.
Sebagai catatan, makam Adipati Wirasaba di desa Klampok, Kabupaten Banjarnegara, menjadi saksi bisu dari legenda ini.***